Lihat ke Halaman Asli

Vulkanologi, Jurusan Baru Universitas di Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1326524925200324491

[caption id="attachment_155528" align="aligncenter" width="373" caption="sumber: Koran baru"][/caption]

Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang berada di garis depan pertemuan antar tiga lempeng, yaitu lempeng Austronesia, Asia, dan Pasifik. Gesekan antar lempeng itu-terutama antara Australia dan Asia-membuat bawah bumi Indonesia selalu bergejolak dan mendidih. Selain berada di garis tumbukan tiga lempeng (Indo-Sutralia, Eurasia, dan Pasifik), Indonesia juga dalam lilitan Sabuk Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire. Hal ini menimbulkan potensi ”kejadian” gunung berapi yang cukup besar.

Saya sebut disini ”kejadian” bukan ”bencana” karena saya tidak percaya akan dewa gunung, dewa api, dan dewa petir yang jika marah akan membuat bencana. Yang saya percaya, peristiwa-peristiwa itu adalah proses alamiah dari alam yang patut kita pelajari.

Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah yang berwenang untuk menjaga keamanan bangsa demi stabilitas Indonesia di dunia internasional. Karena itulah perlunya dibuka jurusan vulkanologi dan mendatangkan dosen dan ahli vulkanologi dari luar negri yang kompeten untuk kita bisa ambil ilmunya dan kita terapkan di Indonesia yang kaya akan volcano.

Saya percaya tidak ada yang perlu ditakutkan dari gunung api, kita hanya belum menemukan cara untuk meminimalkan risiko, sehingga tidak ada korban dalam gunung meletus dan memanfaatkan potensi energi dari gunung api.

Opini saya dalam hal ini:

  1. Membuat pemetaan dari jenis-jenis letusan tiap-tiap gunung api, karena tiap gunung api memiliki kebiasaan dan pola letusan yang berbeda dan membutuhkan penanggulangan yang berbeda pula.
  2. Membuat sungai buatan untuk mengarahkan aliran lava ke tempat penampungan, juga aliran lumpur, dan gas vulkanik (ini tentunya butuh dana yang tak sedikit)
  3. Memanfaatkan energi letusan gunung api.

Dalam hal ini, Indonesia perlu banyak vulkanologis, dan mungkin juga perlu jurusan vulkanologi di perguruan tinggi kita.

Di tengah kondisi dunia yang krisis energi fosil, kita perlu memberdayakan sumber-sumber energi lain. Letusan gunung api yang besar melepaskan energi yang jauh melebihi besarnya energi nuklir, dan saat ini kita hanya dapat memanfaatkannya sangat sedikit.

Di beberapa negara seperti Italia, Islandia, dan New Zealand, awan panas vulkanik dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Sumur digali dengan kedalaman sekitar 100 mil dan dibuat aliran pipa untuk menyalurkan awan panas dibawah tekanan yang sangat tinggi dan membawanya ke permukaan bumi untuk menggerakkan generator listrik.

4.Sisi positif lain dari gunung api adalah menghasilkan bahan kimia seperti asam borat (boric acid) yang sangat bermanfaat dalam berbagai bidang seperti: antiseptik, pengontrol hama, pengawetan kayu, lubrikasi, pembuatan fiberglass, dan bahkan bahan baku energi nuklir. Sungguh sayang jika tak dimanfaatkan.

[caption id="attachment_155529" align="aligncenter" width="541" caption="Papan Peringatan di Daerah Dekat Gunung Merapi (Dok Pribadi)"]

1326525302182117820

[/caption] Hmm...saya cinta volcano...rasanya mendaki gunung berapi itu begitu indah... mungkin ini yang dinamakan "blessing in disguise" ... Ada keindahan yang tersembunyi di balik dahsyatnya gunung berapi....:)



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline