Sekitar tahun 1990-an merupakan masa jayanya pabrik kayu. Gairah warga sekitar pabrik bekerja diperusahaan kayu tersebut sangat antusias. Dan warung-warung makan berdiri disekitarannya.
Banyak warga masyarakat sekitar dan pendatang menggantungkan nasibnya diperusahaan plywood. Rumah sewaan dengan harga murah yang diisi karyawan terisi penuh.
Usaha apapun yang dilakukan warga sekitar berdirinya pabrik kayu, dapat menghasilkan cuan yang banyak. Rumah kontrakan, warung makan, warung sembako laris manis.
Bahkan bagi karyawan tetap perusahaan Plywood yang ada di kampung penulis ini mempunyai mess yang berjejer disepanjang jalan umum. Mes merupakan wisma yang disediakan oleh perusahaan plywood sebagai tempat tinggal para karyawan selama bekerja diperusahan tersebut.
***
Mess karyawan disediakan selain sebagai tempat tinggal, juga bertujuan menghemat pengeluaran karyawan yang berkeluarga. Bahkan mess tersebut bisa di sewakan bagi warga pendatang atau perantau yang bekerja di perusahaan tersebut.
Ditahun awal kejayaan perusahaan dan pabrik kayu ini, perumahan dengan ukuran sangat sederhana tersebut berdiri dengan indah. Bangunannya bercat biru dengan pekarangan rumah yang cukup luas dan dipagari tumbuhan bluntas.
Mes karyawan tersebut berjejer di sepanjang kiri-kanan jalan. Dulunya jalanan umum yang dilalui antara kampung ini hanyalah tanah merah berupa pengerasan bercampur batu kerikil. Bila hujan turun, tanah jalan menjadi becek bercampur lumpur.
Sederas apapun hujan, tidak menyebabkan banjir saat itu. Karena tanah masih diikat pepohonan besar yang tumbuh disekitar perumahan ataupun kekayuan sengon yang sengaja di tanam perusahaan dibelakang mess yang berdiri.