Lihat ke Halaman Asli

Riduannor

TERVERIFIKASI

Penulis

Hari Santri 2022: Merawat Kebhinekaan dan Nilai Kemanusiaan

Diperbarui: 22 Oktober 2022   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : KH.Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan Pendiri Pondok Pesantren Tebu Jombang Jawa Timur  (KOMPAS.COM/Tebuireng.online)

Tepat hari ini, tanggal 22 Oktober 2022 di peringati sebagai Hari Santri Nasional. Bersamaan juga dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolah penulis bertemakan merawat kebhinekaan dan Nilai Kemanusiaan.

Hari Santri dan Maulid Nabi sebagai momentum mengingat, mengenang, dan meneladani perjuangan kaum santri untuk menegakkan kemerdekaan Indonesia, dan juga sekaligus meneladani perjuangan Nabi berdakwah selama 23 tahun di Kota Mekkah dan Madinah.

Peringatan Maulid Nabi di Hari Santri 2022, dengan penceramah Ustadz Abdul Kadir, S.Pd.I, M.Pd.I (Dokumen Pribadi : Riduannor/Istimewa)

Peringatan Maulid Nabi di hari santri, diisi dengan ceramah oleh Ustadz Abdul Kadir, S.Pd.I, M.Pd.I yang juga seorang guru Agama di Sekolah Dasar di Kota Samarinda.

Ada apa di Hari Santri?

peringatan Maulid Nabi di Hari Santri, 22 Oktober 2022 (Dokumen pribadi : Riduannor/Istimewa)

Ada peristiwa penting yang menyertai penetapan Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo tanggal 22 Oktober, dengan di tanda tanganinya Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2015.

Keluarnya "Resolusi Jihad" yang di cetuskan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 77 tahun yang lalu, bertepatan dengan tanggal 22 Oktober 1945.

Beliau menggerakkan santri, para pemuda, dan masyarakat agar saling bahu membahu, berjuang melawan pasukan Kolonial yang berusaha merusak persatuan dan martabat serta nilai kemanusiaan bangsa Indonesia.

Adanya upaya pasukan belanda bernama NICA yang memboncengi tentara sekutu yang datang ke Indonesia melucuti tentara jepang dengan tujuan kembali menjajah NKRI.

Beberapa insiden terjadi, dari peristiwa perobekan bendera belanda pada tanggal 19 September 1945. Hingga  peristiwa perebutan senjata jepang tanggal 23 September 1945. 

Kondisi yang kian memanas, mendorong Presiden Soekarno berkonsultasi dengan KH. Hasyim Asy'ari. Beliau menanyakan kepada sang Kyai, apa hukumnya membela dan mempertahankan kemerdekaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline