Seorang penulis, terkadang menggunakan "nama pena" untuk berlindung dari pembacanya, dengan tujuan dan maksud tertentu. Dan dalam dunia menulis, seorang pengarang menggunakan nama pena, terkadang membuatnya lebih terkenal dari nama sebenarnya.
Apa itu nama pena?
Nama pena adalah nama samaran, yang digunakan untuk menyembunyikan identitas nama asli pengarangnya. Biasa digunakan penulis novel, cerpen, baik cetak ataupun media online.
Nama pena bisa juga di istilahkan dengan nama panggung, yaitu nama yang digunakan seseorang di panggung tulisan, panggung flm, panggung hiburan, dan panggung lainnya.
Sepanjang sejarah dunia menulis, ada beberapa nama pena yang justru membuat penulisnya terkenal ketimbang nama aslinya. Terkadang dalam penulisan nama pena, terkesan suka-suka penulis, terkadang juga mempunyai makna yang dalam.
Penggunaan Nama Pena, dekade kolonial, sering digunakan untuk menyamarkan identitas pengarang supaya tidak ditangkap pemerintah hindia belanda.
Misalnya pengarang buku novel terkenal berjudul "Max Havelaar", dengan nama pena Multatuli. Nama aslinya adalah Eduard Douwes dekker, ia mengkritik pemerintahan belanda melalui buku novel yang ditulisnya. Karena gerah dengan perlakuan belanda terhadap kaum pribumi.
Nama Pena "Multatuli", mempunyai makna yang diambil dari bahasa latin, memiliki arti "Aku yang menderita". Dan tulisan tangan berjudul Max havelaar, bisa dibaca dan terkenal sampai dengan sekarang.
Nama pena Multatuli, justru membuat menjadi terkenal dan dikenal banyak orang sampai saat ini, ketimbang nama asli pengarangnya yang berkebangsaan belanda.
Diera tahun 1990-an, ada seorang novelis terkenal juga, dengan nama pena "Gol A Gong". Yang menuliskan cerita-cerita bersambung, dan kemudian dimuat menjadi buku novel.
Nama aslinya Heri Hendrayana Harris, seorang penulis cerita petualangan, yang nama penanya sangat dikenal saat itu. Gola A gong, mengandung arti " Kesuksesan itu semua berasal dari Tuhan".