Bila musim kawin kucing tiba, si orange selalu gelisah dan tidak betah dirumah. Biasa, sehari-harinya hanya bermalas-malasan di rumah.
Memandikan tubuhnya, dengan menjilati bulu disekujur badannya, makan, setelah itu tidur dipojok ruangan, di atas lemari, dilipatan baju, suka-suka si orange.
Si orange, bagian dari kucing liar yang hidup dijalan. Dan kemudian, ikut tinggal bersama hampir 6 tahun dirumah. Naluri kucing memang biasa menjadi hewan peliaraan.
Itu sebabnya, walaupun hidup sebagai kucing liar, yang tidak mempunyai tempat tinggal. Kucing, selalu masuk kedalam rumah, dan bisa di pungut menjadi hewan peliharaan.
Dilingkungan penulis tinggal, memang tempat orang buang anak kucing. Hampir setiap hari, ada saja orang membuang anak kucing. Sehingga populasi kucing menjadi meningkat, dan cendrung banyak.
Si Orange sekarang sudah menjadi hewan peliharaan dirumah penulis, dan bisa diandalkan untuk menekan populasi tikus yang berkeliaran didalam rumah.
Naluri si orange yang berasal dari hewan liar yang hidup di jalanan, dan kemudian dipungut menjadi hewan peliharaan, lebih bisa diandalkan untuk menjaga dan memburu tikus di malam hari, ketimbang kucing yang dari kecilnya sudah hidup di dalam rumah dan jinak.
Hanya saja, bila musim kawin, si Orange tidak mau pulang ke rumah, sehingga populasi tikus meningkat dan mengganas didalam rumah.
Dia lebih memilih berkumpul dengan puluhan kucing liar, di luar rumah, berkelahi, memperebutkan kucing betina, yang juga hidup di jalanan.