Sejarah Tawangsari Inspirasi Reenactor Ngalam
Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang setelah masa Agresi Militer Belanda Tahun 1947 termasuk daerah pendudukan Militer Belanda. Para Penduduk pada pagi hingga petang banyak yang mengungsi ke daerah Dau Kabupaten Malang.
Pada Masa tersebut ada dua dusun yang merupakan cikal Bakal Kelurahan Sumbersari, pertama Dusun Pilang dan kedua dusun Tawangsari. Dua dusun ini dipisahkan oleh Jalan Raya Sumbersari.
Dusun pilang adalah daerah pemukiman penduduk, sementara Tawangsari adalah daerah Persawahan luas yang sangat subur dimana sungai Sumber membelah dibatas Barat Tawangsari.
Penyebutan Tawangsari dan Pilang telah disebutkan pada pendataan Pemerintah Hindia Belanda oleh FDK Bosh pada awal berdirinya Gemente Malang.
Dalam cerita Rakyat, daerah Pilang berawal dari Kasah Sapi Hilang (Jawa Sapi Ilang- kemudian disebut Pilang). Dibelakangnya ada sebuah sumber besar yang mengalir ke rawa rawa yang sekarang menjadi SPBU Jl. Sumbersari. disini disebutkan saat terlambat mengandangkan sapi di kala magrib, sapi sapi itu akan bermain di rawa rawa dan hilang tenggelam.
Menurut Penelusuran Arkeolog Bapak Dwi Cahyono, Pilang adalah nama Pohon yang dulu banyak tumbuh di daerah Jalan Veteran. Pohon Pilang adalah pohon akasia.
Sementara Tawangsari, berasal dari Ungkapan warganya saat bisa melihat indahnya Tawang atau langit luas tanpa batas. Tawangsari juga berbatasan langsung dengan Kelurahan Ketawanggede, memakai Kata Tawang juga. Daerah Tawangsari adalah daerah pertanian berupa persawahan.
Setelah Indonesia Merdeka, Terjadilah Peristiwa Agresi Militer Belanda di Kota Malang. 31 Juli 1947 Kota Malang Jatuh menjadi Daerah pendudukan. 1000 bangunan luluh lantak, yang kemudian hari menjadi Peristiwa Malang Bumi Hangus.
Armada skuad Belanda yang dimalang disebut londo klaper menyerbu dengan serangan Tank dan Pesawat Udara. Pasukan TKR, cikal Bakal TNI terpaksa Mundur hingga ke Turen karena kalah persenjataan. Pasukan TRIP yang terjebak di Jalan Salak telah gugur menjadi Pahlawan Bangsa setelah digempur barikade Tank Belanda.
Sebagai Langkah konsolidasi Pasukan, TNI melakukan wingate action ke dalam daerah Kependudukan. Yaitu Menyusupkan anggota TNI yang menyamar ke dalam daerah Pendudukan. Tujuannya adalah mencari Informasi Pergerakan Belanda.