Lihat ke Halaman Asli

PROSES APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN UNTUK MENEMUKAN JATI DIRI, DAN TUHAN.

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika saya melamun dalam kesendirian dan memikirkan kehidupan kelam yang kini saya rasakan, kembali saya terngiang dan bertanya siapa sebenarnya saya, dan siapa sebenarnya tuhan saya, kenapa sekarang saya tidak pernah merasakanya?


Berbeda dengan kehidupan saya tiga tahun silam, ketika itu saya adalah seorang yang benar-benar bisa untuk merasakan keberadaan tuhan yang begitu dekat dengan saya. Namun sayangnya kini hati dan perasaan saya tidak bisa merasakan kerohanian dan pencerahan, memang benar jika pikiran saya kini telah merasakan kesempurnaan, kini saya telah lumayan dapat ilmu tentang pengetahuan, teknologi, selain itu saya juga memiliki banyak teman, tapi di sisi yang lain hati saya kosong, jiwa kerohanian saya butuh dengan siraman.

Ingin rasanya hati dan jiwa saya kembali ke tiga tahun yang lalu, dimana saya bisa merasakan kesejukan rohani yang begitu mudahnya saya dapatkan. Semua usaha sepertinya telah saya lakukan, dari mempelajari filsafat yang dituliskan para ahli filsafat, mendengarkan nasihat dari para ustad, meditasi dan lain sebagainya. Akan tetapi itu semua tidak berpengaruh bagi kerohanian saya, saya tetap merasa hati saya keras dan tetap saja tidak mampu untuk menemukan apa yang saya cari.

Sampai akhirnya ada seorang sahabat yang menceritakan kisahnya dalam masa pencarian jati diri dan dalam masa pencarian tuhan, walaupun sebenarnya dia telah memiliki agama sebagai seorang muslim tetap saja dia merasa sama seperti apa yang saya rasakan, dia tidak bisa merasakan dirinya takut dengan dosa persis seperti apa yang saya rasakan. Dia hanya berkata kepada saya bahwa dalam masa pencarian yang terpenting adalah proses, bagaimana cara kamu untuk menemukan apa yang kamu cari, karena sesungguhnya kepercayaan akan siapa sebenarnya tuhan anda akan lebih terasa ketika anda telah menemukanya dalam pencarian, ketimbang anda mengetahuinya karena secara kebetulan agama orang tua anda adalah agama yang sekarang anda imani.

Saya bingung dan sangat tidak mengeti dengan apa yang teman saya maksudkan, "PROSES", apa tiu proses, dan bagaimana saya bisa mendapatkan proses tersebut. Perlukah saya untuk mendapatkan motifasi terlebih dahulu untuk mendapaykan PROSES? saya benar-benar telah mati rasa untuk mendapatkan pengetahuan siapa saya sebenarnya, dan siapa TUHAN saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline