[caption id="attachment_339966" align="aligncenter" width="448" caption="Foto Isu Kepri.com"][/caption]
Keasrian dan kenyamanan berbelanja di pasar tradisional atau pasar rakyat sudah lama dinanti-nantikan. Yah, meski zaman sudah maju, pasar-pasar modern pun banyak tumbuh, namun pasar rakyat masih saja belum banyak berubah. Namun, banyak inovasi dilakukan pemerintah terhadap kesan buruk pasar rakyat. Seperti halnya, pasar Tani Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Pasar Tani Bintan dibangun pada 2012 lalu, menggunakan anggaran pusat. Pembangunan pasar itu menghabiskan Rp 6 Milyar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dan diresmikan satu tahun setelah selesai pembangunan.
Pasar ini didirikan bertujuan untuk menampung hasil seluruh produksi pertanian petani di Bintan, yang awalnya telah membuka lapak dengan berjualan di pingir jalan simpang tiga Kilometer (Km) 16, Kecamatan Toapaya. Dikarenakan pingir jalan itu merupakan jalan strategis nasional, pemerintah setempat harus memindahkan pedagang dari berjualan di jalan tersebut. Meskipun lokasi awal mulanya pedagang berjualan terlihat kumuh, kotor dan berdebu, dan lapaknya pun dibuat dari tenda-tenda namun penghasilan dididapati pedagang menjanjikan.
Pedagang pun senang berjualan di pingir jalan, karena banyak yang singah untuk berbelanja di pasar tani lama itu. Karena pasar tani di simpang tiga KM 16 lebih dikenal masyarakat luas ketimbang pasar tani yang baru dibangun pemerintah, walaupun kondisinya cukup memprihatinkan.
[caption id="attachment_339967" align="aligncenter" width="392" caption="Ibu RumahTangga Sedang berbelanja di pasar tani Bintan. Foto dok pribadi"]
[/caption]
Wacana pemerintah memindahkan pedagang itu pada mulanya menuai pro dan kontrak. Pedagang kurang yang yakin dengan pendapatan dari hasil beradagang di pasar baru itu. Mereka sempat menolak dipindahkan di pasar baru karena mereka tahu tidak ada pembeli jika mereka pindah. Namun, apa yang diprediksi pedagang petanian itu tidak terjadi?.
Jika bedagang di pasar tani yang lama, pedagang bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulanya. Sementara di pasar baru pedagang juga mampu mengembalikan modalnya. Pendapatan pedagang sangat bergantung dari pembeli.
Pemerintah Daerah (Pemda) Bangun Pujasera Hingga Tempat Peristirahatan
Pmerintah daerah (Pemda) terus melakukan inovasi dan pembenahan agar dapat menarik pengunjung yang datang. Inovasi itu pun menuaikan hasil. Para pedagang hingga saat ini mulai betah berjualan meski mulanya kurang yakin berjualan di pasar megah ini.
Disekitar pasar Tani, Pemda Bintan menyediakan pujasera atau lapak-lapak berjulan minuman dan makanan hingga membangun res area. Apalagi pasar ini berada menghadap jalur strategis yakni jalan Lintas Barat. Setiap hari, banyak kendaraan, berupa truk, mobil hingga sepedamotor melewati jalan tersebut.