Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Melakukan Aborsi Sendiri

Diperbarui: 11 Agustus 2018   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut laporan tahun 2014 pada situs resmi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), angka aborsi di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 2,4 juta per tahun. Bahkan setiap tahunnya terdapat kenaikan sekitar 15%, dan 800 ribu di antaranya dilakukan oleh remaja putri yang masih berstatus pelajar. Sayangnya, para wanita banyak yang tidak berpikir mengenai bahaya melakukan aborsi ilegal, terutama jika melakukan aborsi sendiri. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Dalam Pasal 31, diatur bahwa aborsi dilegalkan untuk kehamilan akibat pemerkosaan, dan hanya dapat dilakukan jika umur kehamilan di bawah 40 hari.

Menurut WHO, aborsi yang tidak aman adalah prosedur untuk mengakhiri kehamilan yang dilakukan seorang individu yang tidak memiliki keterampilan yang diperlukan, atau yang dilakukan di lingkungan yang tidak sesuai dengan standar medis minimal, atau keduanya. Aborsi yang tidak aman umum terjadi di tempat-tempat ilegal. Hampir setengah dari aborsi di seluruh dunia tidak aman, dan hampir semua aborsi tidak aman ini (sebesar 98%) terjadi di negara-negara berkembang. Inilah penyebab utama kematian ibu.

Berbagai metode aborsi sendiri yang paling membahayakan

Menurut PubMed, metode yang biasa digunakan untuk aborsi adalah termasuk penggunaan obat, alat, pelebaran leher rahim (dilatasi serviks), dan trauma (seperti menyakiti diri sendiri). Berikut ini adalah contoh metode menyakitkan, berbahaya, dan mematikan yang dilakukan seorang wanita ketika melakukan aborsi sendiri:

  • Menempelkan lintah di atas vagina
  • Menempatkan cabai rawit di atas vagina
  • Menelan cairan alkali
  • Menelan mesiu
  • Menjatuhkan diri ke bawah tangga
  • Memukul perut
  • Mandi di air panas
  • Mengonsumsi trepentin (minyak tusam)
  • Mengonsumsi opium

Dampak penggunaan obat aborsi

Penggunaan obat-obatan untuk aborsi sangat populer di kalangan wanita. Namun, metode ini ternyata berbahaya, bahkan jika Anda menggunakan obat herbal sekalipun.

Berikut ini dampak penggunaan obat bagi kesehatan

Aborsi dengan obat herbal

Sebenarnya, meskipun herbal dapat menjadi pengecualian dari peraturan FDA (Food and Drug Administration), namun mereka adalah obat dan juga bahan kimia. Faktanya, tumbuh-tumbuhan jarang sekali memiliki tingkat standar bahan kimia. 

Suhu, kelembapan, dan kondisi tanah, semuanya berkontribusi dalam pertumbuhan tanaman. Bahan kimia dalam tanaman yang sama jenisnya dapat bervariasi dari tahun ke tahun dan dari daerah ke daerah. Perbedaan ini dapat menghasilkan ketidakefektifan rentang overdosis. Selain itu, sebagian besar obat herbal menggunakan dosis yang berbahaya bagi ibu agar dapat memengaruhi kehamilan.

Obat aborsi yang dijual bebas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline