Lihat ke Halaman Asli

Karyawan PTNNT Tolak Rencana Dirumahkan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1398917420316258258

[caption id="attachment_322157" align="alignnone" width="300" caption="Istighotsah Hari Buruh Sedunia di terminal Benete (1/5)"][/caption]

“Tolak rencana dirumahkan pekerja buruh di Batu Hijau,” teriak ketua SPSI, Zainnudin Wanden dihadapan ratusan karyawan PTNNT dan kontraktor saat istighotsah di terminal Benete (1/5). Istighotsah ini dilakukan dalam rangka memperingati hari buruh sedunia yang jatuh pada 1 Mei. Mereka berkumpul di terminal Benete sesaat sebelum berangkat kerja. Selain melakukan doa bersama, mereka juga menggelar orasi terkait rencana PTNNT untuk merumahkan 70%-80% karyawannya.

Dikatakan, serikat pekerja meminta pemerintah untuk berniat baik segera memberi penjelasan tentang masalah larangan ekspor dan menyatakan menolak rencana perusahaan untuk merumahkan sebagian karyawannya.

Hal ini juga diiyakan oleh ketua SPAT, Galang.  Menurutnya kebijakan yang diambil perusahaan untuk merumahkan karyawan bukanlah tindakan yang bijak, perusahaan harus memikirkan ribuan kali sebelum kebijakan tersebut diambil, agar masalah ini tidak berdampak lebih luas dan menjadi masalah nasional.

“Kami tidak berharap ada pengangguran di daerah kita ini. Mari kita bicarakan bersama, jika ada langkah-langkah yang harus kita tempuh sebelum hal ini terjadi. Kami selalu berdiri ditengah-tengah perusahan dan karyawan, kami berharap agar perusahaan berpikir ulang tentang kebijakan ini,” ungkap Galang.

Salah satu karyawan, Khaeruddin, menyatakan tidak menerima kalau dirumahkan, karyawan adalah aset perusahaan, kalau pun harus terjadi tentunya ada mekanisme yang berlaku sebelum hal itu dilakukan. Menurutnya masalah tersebut adalah masalah perusahaan dan pemerintah, karyawan hendaknya tidak menjadi korban.

Rencana kebijakan PTNNT untuk merumahkan sebagian lebih karyawannya adalah bagian dari rencana darurat yang harus dilakukan PTNNT untuk bisa bertahan selama polemik penerapan UU Minerba dan Bea Keluar (BK) belum menemui titik temu. Dalam doa yang dipimpin oleh Ustadz Haji Agus Komaruddin, karyawan memohon agar Tuhan memberi pencerahan kepada pemerintah dan manajemen PTNNT untuk segera dapat menyelesaikan polemik ini, serta masalah ini tidak menjadi berlarut-larut.

BO




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline