Lihat ke Halaman Asli

Bagai Bocah

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari ketika kerjaan dari kantor mulai membanjiri, dibarengi dengan berbagai masalah2 yang mengikutinya. Perasaanku pun mulai tak menentu,  mulai tak karuan dan semua bercampur jadi satu di kepala ku. Semua berkecamuk di benakku bersamaan seperti makanan gado2. Huuufffffhhhh....lelah rasanya ku menjalani hari itu yang bersamaan dengan mulai menurunnya kekuatan badani ini. Semakin lengkap sudah ku terpuruk hari itu.

Makan tak bisa ku nikmati dengan enaknya, untuk ke kamar kecil pun harus ku tahan2 agar kerjaan hari itu cepat selesai bahkan untuk istirahatpun ku tak hiraukan. Yang seharusnya pekerjaan ku sudah selesai beberapa jam yang lalu, namun belum dapat ku meninggalkan kantor karna ternyata ada perubahan yang harus ku kerjakan malam itu juga.

Arrrrrrrrggggghhhh....semakin ku merasa geram hari itu, rasanya aku diperalat tanpa menghiraukan perasaan & keadaan badani ku. Betapa sedihnya hari itu sampai2 tangankupun mulai merasa kesemutan namun tetap harus ku selesaikan pekerjaan itu. Sampai kluarga kecilku harus datang membelikan ku makan malam & menyuapkan makanan. Tak ku hiraukan mereka, namun merekapun tak pernah keberatan dengan keadaan ini. Mereka dapat menerima kondisi ku yang memang harus begitu namun hati kecil kami sama2 menjerit.

Usai semua penderitaan ku hari itu ketika pekerjaan selesai & kamipun pulang sampai larut malam. Ketika diperjalanan pulang ku melihat ada mobil2 bangunan yang sedang melintas di jalan raya. Seseorang mengarahkan lampu batangan berwarna merah yang memberi arti bahwa harus berhenti agar salah satu mobil itu dapat melintas. Kebetulan di dekat tempat tinggal ku ada pembangunan jalan tol Jor yang memang masih dalam proses.

Salah satu mobil itu melintas, semua mata memandangnya. Begitu besarnya mobil itu sehingga membuatku terkagum kagum melihatnya. Dia bergerak mengayunkan salah satu bagiannya untuk mendorong truk besar yang tersangkut di depannya. Kami semua berhenti beberapa menit untuk melihat mobil besar itu melintas hingga kembali ke tempatnya kluar tadi.

Ketika ku melihat itu, perasaan ku yang tadinya galau tak karuan menjadi senang luar biasa bagai bocah yang baru mendapatkan hadiah. Ku terus merasa sumringah ketika satu mobil itu kluar - beraksi - dan kembali lagi. Rasanya cepat sekali padahal dalam waktu yang sesungguhnya cukup lama proses itu terjadi.

Ingin ku mengulangnya lagi dengan kejadian yang berbeda namun dengan mobil2 besar yang lainnya. Seketika itu juga hari ku berubah menjadi menyenangkan padahal sebelumnya ku lalui dengan berjam jam yang tidak menyenangkan. Dan ku bersyukur dibalik jam2 buruk yang ku lalui hari itu ada juga saat yang dapat membuatku bahagia walau hanya sebentar.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline