Lihat ke Halaman Asli

Kisah tentang Gerimis

Diperbarui: 4 Januari 2019   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

karya dan foto: timur suprabana

ia, gerimis itu, rinainya berkilau
 dikacai pendar bohlam yang menyala risau.
 di sana, di luar jendela,
 bikin rindu merajuk minta diledunglela.

 lalu, dari sini, kulihat kelopak-kelopak mawar
 merahnya menggeletar.
 seperti hendak menjangkau bayang
 yang ngaling-alingi kabar kenanga tersayang.

 sendiri, dalam ruang penuh lukisan
 dan benak diglibeti ingatan pada banyak perpisahan,
 kugumamkan lagu lama yang dulu pernah
 berulang kau nyanyikan
 diselai berbantah mengenai syair
 yang pernah kita sangka bakal tak kenal akhir

 :

 biarkan aku bernyanyi sepi
 berteman malam dan rintik hujan
 menanti hadir bayang senyummu
 yang setia pada rinduku

 dalam mimpi kau tak pernah datang
 dalam lagupun tak pernah nampak
 sementara kau selalu kuundang
 lewat catatan harianku

 ......

 :

 lalu aNgin
 mengekalkan seluruh Ingin

 hingga kini
 ....

 23.35
 03.01.2019
 semarang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline