ia, gerimis itu, rinainya berkilau
dikacai pendar bohlam yang menyala risau.
di sana, di luar jendela,
bikin rindu merajuk minta diledunglela.
lalu, dari sini, kulihat kelopak-kelopak mawar
merahnya menggeletar.
seperti hendak menjangkau bayang
yang ngaling-alingi kabar kenanga tersayang.
sendiri, dalam ruang penuh lukisan
dan benak diglibeti ingatan pada banyak perpisahan,
kugumamkan lagu lama yang dulu pernah
berulang kau nyanyikan
diselai berbantah mengenai syair
yang pernah kita sangka bakal tak kenal akhir
:
biarkan aku bernyanyi sepi
berteman malam dan rintik hujan
menanti hadir bayang senyummu
yang setia pada rinduku
dalam mimpi kau tak pernah datang
dalam lagupun tak pernah nampak
sementara kau selalu kuundang
lewat catatan harianku
......
:
lalu aNgin
mengekalkan seluruh Ingin
hingga kini
....
23.35
03.01.2019
semarang