Lihat ke Halaman Asli

blahblagadah

kana koped

Operasi Laparoskopi dengan BPJS

Diperbarui: 8 April 2021   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berikut ini pengalaman saya mengurus operasi laparoskopi untuk pengangkatan kista endometriosis menggunakan BPJS. Operasi laparoskopi dengan BPJS biasanya hanya dapat dilakukan di RS tipe B atau A. Untuk kasus saya, saya operasi laparkoskopi di RS Fatmawati yang masuk dalam RS tipe A.

Hal pertama yang harus dilakukan setelah mendapatkan surat rujukan dari RS tipe C ke RS tipe B atau A untuk operasi laparoskopi adalah bertemu dengan dokter yang akan bertanggung jawab pada tindakan operasi laparoskopi kita. Sebelum memilih dokter ada baiknya dicari tahu terlebih dahulu apakah dokter yang tersedia di RS tersebut memiliki keahlian untuk melakukan operasi laparskopi.

Jika anda baru pertamakali mengunjungi RS tipe A/B tersebut, sebelum bertemu dokter anda harus mendaftarkan diri dahulu sebagai pasien baru. Pendaftaran ini membutuhkan rujukan BPJS sebanyak 5 salinan untuk masing-masing rujukan. Rujukan BPJS yang harus dipersiapkan terdiri dari rujuakan puskesmas, rujukan tulisan tangan dari dokter yang bertanggung jawab di RS tipe C, dan rujukan online BPJS dari RS tipe C.  Setelah pendaftaran selesai anda dapat langsung memberikan berkas yang sudah diprint dari kounter pendaftaran ke poli yang dituju. Dalam kasus saya adalah poli kandungan.

Untuk RS tipe A anda harus bersabar karena waktu tunggunya lumayan lama. Dari pengalaman saya, sejak menyerahkan berkas ke poli sampai dipanggil untuk tensi membutuhkan waktu tunggu sekitar 1-2 jam. Lalu waktu tunggu dari sejak dipanggil tensi hingga dipanggil ke ruangan untuk konsul dokter sekitar 2-3 jam. 

Setelah konsul pertama, anda akan dirujuk untuk melakukan pemeriksaan radiologi, kalau untuk kasus saya pemeriksaan radiologi hanya berupa USG, dan kebetulan poli kandungan memiliki alat USG sendiri. Di RS tipe A USG harus dijadwalkan terlebih dahulu. Anda akan diminta untuk menanyakan jadwal USG anda ke petugas USG. Biasanya penjadwalannya sekitar 1-2 minggu setelah pemeriksaan pertama.  Pada pemeriksaan USG nanti anda akan diminta untuk membawa sarung dan face shield karena saat itu sedang ada pandemi.

Pada saat jadwal USG anda, lakukan lagi pendaftaran ke poli yang dituju lagi di counter pendaftaran pasien lama. Biasanya di RS Tipe A akan ada komputer dimana anda dapat melakukan pendaftaran secara mandiri. Cara pendaftaran mandiri di RS Tipe A adalah sebagai berikut: Pertama pilih tipe pendaftaran yang akan anda lakukan, ada pendaftaran online dan pendaftaran poli. JIka anda memilih pendaftaran poli, maka pilih poli yang akan dituju, lalu masukkan nomor BPJS anda dengan memindai kartu BPJS anda di scanner yang sudah disediakan di samping komputer. Setelah itu anda akan mendapatkan 3 lembar berkas pendaftaran ke poli yang dituju. Bawa semua berkas pendaftaran tersebut dilampirkan dengan surat rujukan BPJS serta surat rujukan kontrol dari pemeriksaan dokter yang sebelumnya. Berikan berkas ke poli yang akan anda tuju.

Untuk pemeriksaaan USG waktu tunggunya agak lama, jadi harap bersabar. Dari pengalaman saya waktu tunggu dari sejak menyerahkan berkas sampai dipanggil masuk ke ruangan USG sekitar 5 jam, itu kalau anda datang ke RS jam 8. Setelah selesai USG anda akan diberikan surat kontrol dokter lanjutan dan diminta untuk menanyakan ke petugas poli jadwal kontrol selanjutnya. Biasanya jadwal kontrol dokter yang kedua dijadwalkan sekitar 1-2 minggu setelah USG.

Pada jadwal kontrol dokter yang kedua anda akan bertemu dengan dokter yang sudah melihat hasil USG anda. Dokter kemudian akan memutuskan apakah anda harus operasi atau tidak. Jika anda harus operasi, dokter akan menjadwalkan operasi anda. Untuk kista endometriosis pilihan operasinya ada laparotomi dan laparoskopi. Jika anda memilih laparotomi penjadwalannya sekitar hitungan minggu setelah kontrol kedua. Namun jika anda memilih laparoskopi maka penjadwalannya bisa sekitar hitungan bulan. Untuk kasus saya, karena saya menginginkan operasi dengan cara laparoskopi maka penjadwalannya sekitar 2 bulan setelah kontrol dokter kedua. Hal ini dikarenakan jumlah alat untuk operasi laparoskopi hanya 1 set untuk poli kebidanan. Selain penjadwalan operasi, dokter juga akan memberikan rujukan untuk cek rontgen thorax, darah, AMH, dan swab covid, lalu ke dokter jantung, penyakit dalam, dan anestesi. 

Rujukan-rujukan tadi kemudian dibawa ke kantor tata usaha untuk dijadwalkan kapan pelaksanaannya masing -masing. Urutan pelaksanaannya biasanya pertama anda harus cek darah dan thorax sekitar 3 minggu sebelum jadwal operasi. Setelah hasilnya keluar, sekitar 1-2 hari setelah pemeriksaan, anda harus ke dokter jantung membawa hasil dari cek darah dan thorax. Lalu hari berikutnya anda akan dijadwalkan untuk bertemu dokter penyakit dalam. Setelah bertemu dokter jantung dan penyakit dalam anda baru dapat ke dokter anestesi. Untuk swab covid biasanya dijadwalkan seminggu sebelum jadwal operasi. Untuk cek AMH anda dapat melakukannya beberapa hari sebelum jadwal kontrol ke dokter kandungan di lab prodia karena tidak ditanggung BPJS.

Pada saat jadwal cek darah dan thorax, sebelumnya anda harus meminta kode billing ke poli awal. Untuk meminta kode biling pertama anda harus mendaftar lagi ke poli yang tertulis di rujukan BPJS, lalu anda datang ke poli tersebut membawa berkas pendaftaran beserta rujukan BPJS dan surat untuk cek darah dan thorax. Di poli surat2 anda akan diperiksa dan diberi cap. Setelah itu anda harus membawa surat yang sudah diperiksa dan dicap ke kasir untuk dibuatkan kode billingnya. Kode biling berguna agar pemeriksaan darah dan thorax ditanggung BPJS. Kode billing tersebut kemudian dilampirkan pada masing-masing surat untuk cek thorax dan darah. Saran saya pengurusan kode biling dapat dilakukan setelah anda mengambil antrian untuk cek darah dan thorax karena biasanya waktu tunggu antriannya lumayan lama dan cukup untuk mengurus kode biling.

Cek darah dan thorax biasanya dijadwalkan pada hari yang sama, sehingga anda harus pintar2 membagi waktu. Sebelum cek darah anda diharuskan untuk puasa dimulai dari jam 10 malam di hari sebelumnya. Cek darah dilakukan di gedung laboratorium dan cek thorax dilakukan di gedung radiologi. Biasanya gedung laboratorium buka lebih awal dibanding gedung radiologi, jadi saran saya lebih baik ambil antrian untuk cek darah terlebih dahulu setelah itu baru ambil antrian untuk cek thorax. Waktu tunggu untuk cek darah setelah ambil antrian sekitar 1-2 jam. Setelah pengambilan sampel darah dan urin yang pertama anda akan diminta untuk makan dan kembali lagi 2 jam setelah makan. Waktu ini dapat digunakan untuk makan dan ke gedung radiologi untuk memastikan apakah nomor anda sudah dipanggil. Setelah selesai cek thorax anda dapat langsung kembali lagi ke gedung laboratorium untuk pengambilan sampel darah yang kedua apabila sudah melewati 2 jam setelah pengambilan darah yang pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline