Proses pemasangan behel setiap orang berbeda-beda tergantung kondisi giginya. Secara umum prosedur setelah konsultasi dengan dokter gigi, proses selanjutnya adalah rontgen cephalometric dan panoramic yang berguna untuk mengetahui posisi gigi, kelainan gigi maupun struktur gigi pada rahang terhadap tengkorak. Berikut hasil rontgen saya yang akan digunakan untuk analisis pemasangan behel tipe self ligating.
Hasil analisis dari kedua rontgen diatas tentu dokter yang paling paham yaa. Tapi kita sebagai pasien bisa mengamati hasil rontgen dengan yang biasa kita lihat di cermin. Hasil rontgen panoramic pada dasarnya ya seperti foto gigi kita dari rahang kanan hingga rahang kiri yang divisualisasikan dalam bidang datar. Tidak beda jauh ketika kita pakai fitur foto panoramik di ponsel genggam kita masing-masing loh, cara kerjanya seperti itu. Jadi kalau diperhatikan ternyata di rahang bawah saya ada gigi bungsu yang tumbuhnya menyamping, bagian kanan kiri pula. Kondisi itu tidak terlihat di cermin biasanya kalau saya berkaca. Nah, posisi gigi tersebut tidak normal tapi tidak menimbulkan sakit. Dari rontgen juga bisa melihat jika ada gigi yang pernah dicabut namun masih meninggalkan akarnya, gigi saya ada ngga ya?. Hal-hal seperti itu yang menjadi pertimbangan dokter untuk tindakan selanjutnya perlukah dicabut atau harus menjalani perawatan tertentu sebelum pasang behel.
Hasil rontgen cephalometric kalau menurut saya sih untuk melihat gigi kita itu tonggos atau tidak. Istilah medisnya lumayan beragam ada overbite atau tonggos, underbite atau dalam istilah jawa gugut, dan openbite atau kondisi gigitan terbuka alias ketika geraham saling bertemu terdapat celah antara gigi atas dan gigi bawah. Kondisi gigi saya sebenarnya normal tetapi masuk dalam istilah deepbite. Wah beda dari istilah sebelumnya nih. Itu adalah kondisi gigi atas yang terlalu dalam atau turun hingga menutupi sebagian besar gigi bawah.
Dokter gigi akan meminta hasil rontgen pada pertemuan selanjutnya, namun bisa juga softfile rontgen dikirimkan lewat email ataupun langsung ke nomor whatsapp dokter. Tiba hari pertemuan selanjutnya dokter sudah tahu kondisi gigi dan langsung menjelaskan mengenai program pemasangan behel yang dipilih. Dari hasil rontgen tersebut saya bisa langsung pasang kawat behel hari itu juga.
Tanpa basa basi proses yang pertama dilakukan adalah cetak gigi. Penting sebelum tindakan apapun yang sekiranya akan dilalui baiknya mencari informasi terlebih dahulu. Beberapa pengalaman orang lain menyebutkan bahwa cetak gigi bisa membuat mual karena akan membuat rasa tidak nyaman. Wahduh saya gimana yaa. Dokter menyampaikan butuh sekitar 1 menit adonan dan sekop tertahan dimulut. Dimulai pada rahang atas terlebih dahulu, ternyata adonannya ada aroma mintnya jadi itu yang membuat agak segar tapi ada sensasi seperti mau menelan adonan semen, iya ada aroma semen juga. Ternyata cetak gigi rahang atas berhasil tanpa mual, kuncinya ada pada teknik pernafasan. Bernafaslah dengan hidung bukan mulut dan ambil nafasf yang panjang. Cetak gigi rahang bawah ternyata tidak sama karna agak menyodok lidah saya sehingga reflek mau muntah, jadinya harus diulangi dengan adonan yang agak kental agar cepat kering.
Selesai cetak gigi proses selanjutnya adalah scalling atau pembersihan karang gigi. Pengalaman ini baru untuk saya, jadi hanya sedikit referensi yang saya cari tentang proses ini. Saya biarkan ketidaktahuan ini menjadi kejutan untuk saya. Benar saja, saya tahu dokter akan menggunakan alat semacam bor kecil untuk merontokkan karang gigi tapi saya tidak tahu kalau ternyata tindakan itu menimbulkan suara berdecit dan melengking sama persis ketika mendengar suara keramik dipotong, iya keramik lantai itu. Tidak hanya suara, saya juga bisa mencium aroma seperti kuku yang dikikir. Mengenai rasanya, hmm saya hanya bisa diam kaku ditempat haha. Ada beberapa kali rasa ngilu namun jika terlalu menyakitkan kita bisa memberi tanda angkat tangan ke dokter untuk menghentikan sejenak prosesnya. Lama proses scalling ini tergantung seberapa banyak karang yang menempel di gigi. Pada gigi saya butuh sekitar 10 menit prosesnya, setelah berkumur ternyata jadi lebih segar dan kesat. Mulut terasa lebih bersih dan beberapa tepi gigi terasa agak kasar tajam. Beberapa kasus karang gigi dapat menyebabkan bau mulut jadi setelah proses scalling gigi banyak yang mengatakan bau mulut berkurang.
Setelah scalling, gigi diukur jarak tengahnya untuk menentukan posisi bracket yang akan dipasang. Sejumlah 13 bracket terpasang pada rahang atas saya sedangkan pada rahang bawah menunggu perkembangan rahang atas dahulu. Mengapa demikian ? karena kondisi gigi saya termasuk deepbite atau gigitan dalam. Jadi ketika rahang posisi menggigit, gigi depan atas akan menutup sebagian gigi depan bawah sehingga jika rahang bawah sekalian dipasang bracket nantinya gigi atas akan menubruk bracket gigi bawah. Foto dibawah ini ketika gigi atas depan bertemu gigi bawah depan, namun geraham tidak saling bertemu jadi kenampakannya sepert ini.
Pemasangan kawat gigi jenis self ligating ini cukup singkat karena kawat hanya dipasang pada bracket lalu dikunci dengan penguncian yang ada pada bracket itu sendiri. Tidak seperti behel konvensional yang harus memasang karet pada tiap bracketnya satu persatu.