Lihat ke Halaman Asli

UJung Kasus Freeport

Diperbarui: 15 Desember 2015   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keterangan pak luhut disidang MKD sudah lebih dari cukup untuk mengetahui ujung dari kasus Freeport, pertama Setya novanto pada akhirnya akan mundur dan yang menggantikannya tetap dari koalisi merah putih, presiden akan semakin waspada dan menyadari bahwa orang-orang disekelilingnya yang memiliki bisnis sedang bertarung untuk kepentingan kelompok masing-masing tentu Presiden akan lebih pusing bagaimana cara mengendalikan mereka agar tidak bertindak ceroboh yang ujungnya akan menambah beban masalah, kasus ini membuka mata kita bahwa penyadapan terhadap pejabat negara oleh pihak asing telah berlangsung lama, bahkan orang indonesia sendiri dijadikan sebagai agen, saya yakin bukan hanya setya novanto yang telah disadap, semua pejabat yang pernah berkomunikasi dengan freeport bisa jadi telah disadap.

rekaman percakapan tersebutlah yang dijadikan senjata tergantung kondisi dimana pelurunya akan ditembakkan. Kalau saya diposisi Presiden saya akan menekan Freeport untuk menyerahkan semua sadapan terhadap orang-orang disekelilingnya kalau tidak jangan berhadap akan ada perpanjangan kontrak,ini perlu dilakukan untuk mengetahui tindakan selanjutnya. langkah proaktif jaksa agung juga telah terbaca dilatarbelakangi kepentingan politik partainya, seharusnya yang bertindak adalah kepolisian bahkan BIN, karena ini telah menyangkut keamanan Nasional karena adanya indikasi penyadapan pihak asing pada banyak pejabat negara dan telah berlangsung lama

pada ujungnya Freeport tetap akan diperpanjang karena ini menyangkut stabilitas ekonomi dan politik, yang jadi korbannya, setya novanto dan maroef syamsuddin serta sudirman said  mereka bertiga akan lengser dari jabatannya dan nampaknya Presiden akan semakin menjaga jarak dari wakilnya

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline