Lihat ke Halaman Asli

Tak Perlu Lagi Bertengkar

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

perkembangan konflik sepakbola memang belum berahir. banyak ketidak-adilan yang telah di putuskan. namun selayaknya jangan menjadi ajang pertengkaran, apa lagi sesama suporter yang sama sama tidak tau seluk beluk serta kepentingan para pengurus PSSI. karena hanya akan membawa kita ke dalam konflik yang kita ciptakan sendiri secara sadar mau pun tidak. saling berargumen itu wajar dan harus untuk sebuah bahan perbandingan. namun jika sudah memakai kata kata kasar dan cenderung menyakiti, itu sudah tidak sehat lagi.

kita semua berada di luar lingkaran konflik PSSI yang sedang beradu kepentingan. yang secara kasat mata jelas terlihat apa kepentingan mereka, namun janganlah membuat kita bertengkar dan saling mengolok satu sama lain dan saling menyakiti. sehingga menimbulkan kebencian di antara kita sendiri. seyogyanya kita bersatu dan tunjukkan kepada elit PSSI kalau kita tidak mudah untuk di adu domba dan tidak bisa dengan mudah di pakai senjata propaganda tujuan mereka.

ada baiknya kita bersatu dan jangan terpecah belah. biarkan club menyelesaikan permasalahan mereka dengan jalur musyawarah yang legal. biarkan PSSI menyelesaikan permasalahan mereka yang sudah membawa banyak korban. cukuplah kita saksikan selama ini perpecahan dan saling berkelahi sesama saudara sendiri. apakah kita mau semua itu terulang lagi dan kembali terjadi korban lagi? kita bukan orang bodoh yang mudah di adu domba. kita mampu berfikir dan mencari kebenaran dalam masalah yang sedang terjadi. nurani kita mampu membedakan mana sebuah kebenaran dan mana sebuah pembenaran. mana yang syah dan mana yang tidak legal. buat apa kita saling bertengkar?

hadits Nabi "barang siapa bertengkar, berkelahi dan bertempur untuk ashobiyyah (bendera) juga untuk suku dan golongan, maka jika mereka meninggal maka mereka meninggal termasuk ke dalam golongan jahiliyyah"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline