Upaya negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional, yang dikenal sebagai dedolarisasi, menghadapi tantangan signifikan. Ancaman tarif 100% dari Presiden terpilih AS, Donald Trump, menambah tekanan pada inisiatif ini. Meskipun demikian, BRICS tetap berkomitmen mencari alternatif guna mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
1.Latar Belakang Dedolarisasi BRICS
Dedolarisasi adalah upaya untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam transaksi internasional. BRICS memandang langkah ini penting untuk mencapai kemandirian ekonomi dan mengurangi pengaruh fluktuasi dolar terhadap perekonomian mereka. Beberapa alasan utama dedolarisasi meliputi:
Kedaulatan Ekonomi: Mengurangi ketergantungan pada dolar AS memberikan kebebasan lebih dalam menentukan kebijakan moneter.
Stabilitas Finansial: Menghindari dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar dolar terhadap ekonomi domestik.
Diversifikasi Cadangan Devisa: Memperkuat cadangan devisa dengan mata uang lain untuk mengurangi risiko.
2.Tekanan dari Pemerintahan Trump
Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif 100% pada negara-negara BRICS jika mereka melanjutkan upaya dedolarisasi. Ancaman ini bertujuan mempertahankan dominasi dolar AS dalam ekonomi global. Beberapa implikasi dari ancaman ini antara lain:Hambatan Perdagangan: Tarif tinggi dapat mengurangi volume perdagangan antara AS dan negara-negara BRICS.
Ketegangan Diplomatik: Meningkatkan tensi politik antara AS dan negara-negara BRICS.