Lihat ke Halaman Asli

Bambang Kuncoro

Wiraswasta

Beauty Versus Beast , Amal Clooney/Nadia Murad Versus Perdagangan Manusia

Diperbarui: 22 September 2019   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screenshoot facebook Nobel

"Birokrasi Iblis/kejahatan pada skala mega industry" ==Pernyataan Amal Clooney di depan PBB tentang Perdagangan Manusia, Pemerkosaan dan Penyiksaan (Human Trafficking)

Nadia Murad (penerima hadiah Nobel Perdamaian 2018) adalah sosok wanita tangguh yang beritanya mengguncang dunia sejak awal tahun 2015.  Dibandingkan @Malala_Yosufzai (Penerima hadiah Nobel Perdamaian 2014), Nadia Murad mungkin belum begitu populer. Akan tetapi prahara yang mesti di alami oleh @NadiaMuradBasee juga sungguh luar biasa.  

Nadia Murad berasal dari suku minoritas Yazidi di suatu desa kecil di Iraq Utara.  Suku Yazidi menerapkan kepercayaan sinkretisme antara Islam Syiah, Sunni, Kristen dan Kepercayaan lokal turun temurun.  

Pada bulan Agustus 2014, desa Yazidi diserbu oleh ISIS.  Menurut laporan, korban laki-laki dari etnis Yazidi hingga 600 orang.  Sedangkan perempuannya, disatukan dengan rombongan yang lainnya hingga sekitar  6000 orang di jadikan budak dan diperdagangkan.   Selama 3 bulan lebih Dia disiksa dan diperkosa.  Kemudian dengan usaha penyelamatan diri yang dramatis, akhirnya Nadia bisa keluar dari daerah kekuasaan ISIS.

Sejak 2015, Nadia aktif memperjuangkan penghapusan perdagangan manusia dan genosida.  Perjuangan dan perjalanan hidupnya Ia tuangkan dalam buku "The Last Girl."  Dia menginginkan dirinya harus menjadi gadis terakhir dalam tragedi yang menimpanya itu.  

Sejak September 2016 Nadia menjadi Goodwill Ambassador pertama untuk 'Martabat Korban Perdagangan Manusia' Perserikatan Bangsa-Bangsa.  

Pada tahun 2018 dia dan dokter Denis Mukwege mendapat anugerah Penghargaan Nobel Perdamaian karena "Upaya mereka untuk mengakhiri penggunaan kekerasan seksual dalam situasi perang dan konflik bersenjata."

Amal Clooney, istri dari George Clooney adalah selebritas papan atas tingkat dunia.  Gaya berpakaiannya selalu diikuti oleh para penggila fashion.  Hingga para fansnya mendedikasikan laman khusus di Amal Clooney Style (@Amal_Style1).  Disamping seorang selebritas, ternyata Amal Clooney juga seorang ahli hukum hak azasi manusia tangguh.

Pada tahun 2016, Nadia dan Amal Clooney mulai melakukan langkah-langkah hukum kepada para komandan ISIS.  Pernyataannya yang dikutip di atas, menunjukkan bahwa perdagangan manusia dilakukan secara terorganisir.  Dan saat ini dengan menunggangi perkembangan sosial media yang massif, perdagangan manusia memasuki industri skala besar yang membuatnya makin sukar diberantas secara tuntas.

Pernyataan Amal Clooney ini masih relevan dengan kondisi perdagangan manusia yang terjadi di Indonesia.  Para pelaku perdagangan manusia sanggup beradaptasi dan sangat mengikuti perkembangan teknologi sosial media.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline