Peta koalisi partai politik untuk pemilihan Presiden (pilpres) 2014 masih belum jelas karena saat ini baru satu koalisi PDIP-NASDEM yang terbentuk. 9 partai politik peserta pemilu legislatif (pileg) lainnya masih melakukan komunikasi politik. Peta koalisi sepertinya baru bisa terlihat bentuknya pada dua minggu kedepan, dan diharapkan sekurang ada dua calon Presiden dan koalisi yang menjadi peserta pilpres sebelum batas waktu akhir pendaftaran 16 Mei 2014.
Capres Jokowi dan koalisi PDIP-NASDEM bukan saja sudah mememuhi syarat untuk ikut pilpres tetapi juga hampir dipastikan akan menambah mitra koalisi. PKB di beritakan sudah dalam pembicaraan tahap akhir untuk merapat. Rapat pimpinan nasional (rapimnas) PPP pada awal bulan Mei bisa jadi akan memutuskan untuk bergabung dengan koalisi PDIP. Pertemuan Anggota Dewan Pembina PPP Hamzah Haz dan Ketua Umum PDIP Megawati merupakan indikasi dari kecenderungan kedua partai berkoalisi. Ketua Umum Megawati dan capres Jokowi sepertinya juga sudah menetapkan calon Wakil Presiden (cawapres) pilihannya. Gaya politik baru Jokowi yang kabarnya tidak membagikan posisi menteri untuk mitra koalisinya bisa membingunkan pimpinan partai politik lainnya. Hal terakhir ini mungkin yang menyebabkan partai politik diluar NASDEM masih menunggu dan terus melakukan komukasi politik untuk berkoalisi dengan PDIP.
Adapun koalisi calon Presiden (capres) lainnya masih belum bisa diprediksi. Surat permintaan koalisi dari capres Gerindra Prabowo Subianto kepada PKS mendapat respon yang positif. Koalisi Gerindra-PKS namum masih perlu mengajak mitra lagi untuk bisa mengusung Prabowo di pilpres. Partai Golkar akan melaksanakan rapinmas awal bulan Mei. Kelanjutan capres Aburizal Bakrie (ARH) dan arah koalisi partai sepertinya akan di putuskan di rapat pimpinan ini. Politisi senior Golkar Akbar Tanjung bertemu dengan Jokowi dan mengatakan ada kemungkinan partai pohon beringin ini hanya akan menawarkan cawapres ke mitra koalisi. ARH juga sudah menerima Prabowo di rumahnya berkaitan dengan pilres 2014.
Arah partai lainnya juga masih sulit untuk bisa di tebak. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) mengemukakan idenya untuk membuat poros baru atau partainya akan menjadi oposisi. SBY dan Partai Demokrat (PD) masih akan menyelesaikan dulu konvensi capresnya awal bulan depan untuk dapat memutuskan arah politiknya. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa awalnya diberitakan akan menjadi cawapres untuk Jokowi atau Prabowo. Pendiri PAN Amin Rais juga sempat aktif menggagaskan poros Indonesia Raya suatu nama yang mirip dengan kepanjangan Gerindra. Nama Hatta Rajasa dan inisiatif Amin Rais untuk sementara seperti menghilang dari pemberitaan pilpres. Partai Hanura sempat di beritakan sudah berkoalisi dengan Golkar. Walaupun kedua partai ini memiliki kedekatan tetapi koalisi di antara mereka belum final. Ketua Umum Hanura Wiranto juga menerima capres Prabowo di rumahnya untuk reuni dan bicarakan isu pilpres.
Apakah partai politik selain NASDEM bisa menerima koalisi gaya baru Jokowi? Apakah Prabowo bisa membentuk koalisi? Apakah Golkar tetap mengusung ARH sebagai capres? Apakah SBY bisa membuat poros baru? Pertanyaan pertanyaan tersebut baru bisa di jawab dalam dua pekan mendatang. Dinamika peta koalisi masih berjalan terus sampai 16 Mei 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H