Kepada segenap Bapak dan Ibu yang berada di pucuk pimpinan bagian rancangan atau pelaksana program RCTI. Sebelumnya, kami ucapakan selamat atas kesuksesan RCTI yang selama berbulan-bulan berhasil menempatkan ‘Anak Jalanan’ sebagai program TV yang paling banyak ditonton di Indonesia. Begitu pula dengan sinetron ‘Tukang Bubur Naik Haji’ yang meski sudah memasuki episode ke seribu sekian, tetapi tetap digemari masyarakat sehingga sampai saat ini stabil menduduki peringkat rating 5 besar.
Sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya kalau apa yang saya tulis ini tidak berkenan di hati Bapak Ibu sekalian. Saya hanyalah seorang awam yang tidak paham dengan seluk beluk dunia pertelevisian.
Baiklah. Apa yang saya tulis, terkait dengan dua program RCTI yang tayang minggu ini, yakni konser MODAllStar yang tayang hari Rabu tanggal 25 Mei 2016 dan infotainment Intensyang tayang Selasa 24 Mei 2016. Pada hari Selasa kemarin, Intens menayangkan liputan sebuah konser music akbar di Tennis Indoor Senayan yang melibatkan 17 musisi papan atas negeri ini sekelas Afghan, Rossa, Iwan Fals, Cakra Khan, Raisa, Judika, Mike Mohede, Isyana Sarasvati, Cita Citata dan lain-lain. Oh ya, dalam konser Musik Akbar tersebut ada pula nama pedangdut muda Lesti Andryani yang belakangan ini namanya cukup menyita perhatian pecinta music dangdut tanah air. Akan tetapi sangat disayangkan, dalam liputan Intens 25 Mei nama Lesti bahkan tidak disebut oleh sang pembawa acara. Apalah lagi termasuk dalam deretan artis yang diwawancarai oleh kru Intens.
Kemudian berlanjut lagi, dalam tayangan delaykonser akbar tersebut hari Rabu 25 Mei 2016, lagi-lagi perform solo Lesti yang membawakan lagu Zapin Melayu di-cut oleh pihak RCTI. Hemmm…padahal lagu Zapin Melayutersebut adalah karya seorang musisi besar, maestro lagu Melayu asal negeri jiran Malaysia, Pak Ngah Suhaimi. Pak Ngah sendiri adalah seorang musisi senior yang dari tangan beliau lahir karya-karya besar seperti Laksmana Raja di Laut, Cindai, Nirmala, Ya Maulai dan masih banyak lagi.
Baiklah, sebelum melanjutkan uneg-uneglewat goresan pena yang teramat sederhana ini, perlu saya katakan bahwasanya sebelum munculnya pedangdut muda Lesti Andyani di layar kaca, imej dangdut tengah berada di titik nadir. Betapa tidak, lagu-lagu dangdut yang ngetop kala itu justru lagu-lagu bertemakan mesum seperti Cinta Satu Malam, Ham*l Duluan, Buka Setitik Jossdan semisalnya.
Mudah-mudahan tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa kemunculan Lesti merupakan sinyal positif bahwa dangdut original yang elegan akan kembali berjaya dan mendapatkan tempat di hati masyarakat. Yah, di kala banyak pedangdut merambah industry music hanya bermodalkan penampilan seksi dan lagu-lagu bertema nakal, Lesti benar-benar menggebrak dengan suara emasnya. Nyaris tanpa goyangan, namun teknik vocal, suara merdu dan ayunan cengkoknya sungguh mempesona.
Semestinya, manakala Lesti Andryani dikontrak oleh Yonder Music Indonesia bersama musisi-musisi papan atas negeri ini, hal itu dijadikan momentum untuk kembali mengangkat genre dangdut yang benar-benar elegan dan mahal. Namun sungguh disayangkan, RCTI yang berkenan meliput dan menayangkan konser musisi-musisi top tersebut justru terkesan memboikot Lesti Andryani, sang pedangdut bersuara emas.
Kepada Bapak Ibu yang berada di pucuk pimpinan bagian rancangan dan pelaksana program RCTI, izinkanlah saya bertanya dalam kesempatan ini. Adakah RCTI memboikot Lesti dikarenakan yang bersangkutan dibesarkan oleh TV competitor? Ataukah memang Lesti yang justru tidak diizinkan oleh stasiun TV yang mengontraknya untuk tampil dalam konser music yang ditayangkan TV lain? Setahu dan seingat saya Lesti sudah beberapa kali menjadi bintang tamu di sejumlah program talk show yang tayang di TV lain.
Mudah-mudahan saja, prasangka saya tidak benar bahwa RCTI ‘memboikot’ Lesti hanya gara-gara yang bersangkutan dibesarkan oleh TV competitor. Bukankah siapapun yang memiliki bakat besar layak didukung untuk ditumbuhkembangkan potensinya? Lebih-lebih, Musik adalah bahasa universal yang seharusnya menyatukan, bukan mendiskriminasikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H