Lihat ke Halaman Asli

Bi yani

Guru SD Muhammadiyah Sendangtirta Berbah Sleman Yogyakarta

Terciduk Polisi karena Dugaan Klitih

Diperbarui: 12 April 2022   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika saya membaca topik pilihan Kompasiana tentang klitih, topik ini mengingatkan saya pada kejadian beberapa tahun lalu. Saat itu pagi-pagi saya mendapat telpon untuk ke kantor polisi, karena keponakanku keciduk polisi saat bepergian bersama teman-temannya malam hari. Orang tuanya sedang di pasar, kakaknya juga belum dewasa, sehingga kami yang dimintai bantuan untuk mengurus keponakan di kantor polisi.

Jelas kabar tersebut membuat kami terkejut. Untung hari  libur, sehingga kami bisa membantunya untuk mengurusi masalah tersebut. 

Sesampainya di kantor polisi, ternyata sudah banyak yang hadir di sana. Who, ternyata  yang hadir adalah tetangga-tetangga kami juga. Ada apa ini, pikirku. 

Setelah mendengar cerita dari orang-orang yang hadir di kantor polisi, barulah saya tahu duduk permasalahannya. Ternyata mereka diciduk karena diduga melakukan klitih. 

Beberapa remaja kampung kami naik motor malam hari dengan menarik gir sehingga terdengar berisik di jalan. Kegiatan itu terendus polisi, sehingga pihak kepolisian wilayah lain mengontak kepolisian wilayah kami. 

Polisi pun menyidik  mereka. Para remaja itu terpaksa menginap di kepolisian semalam, dan paginya harus dijemput keluarga. 

Setelah di rumah, saya bertanya kepada keponakanku, kenapa sekarang perilakunya seperti itu. Dia cerita, bahwa dia bergaul dengan anak-anak yang putus sekolah. 

Anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah karena melakukan tindakan yang yang melanggar peraturan. Saya jadi berfikir, ternyata mengeluarkan siswa sekolah karena pelanggaran justru membuat si siswa tidak mendapatkan pembinaan. 

Mereka menjadi lebih liar. Mungkin ini bisa jadi bahan pemikiran bersama dalam menangani kasus siswa yang tidak patuh pada aturan. Agar tidak terjerumus pada hal-hal yang membahayakan masa depannya.

Kejadian itu jadi pelajaran bagi para remaja tersebut. Sejak itu, mereka tidak lagi konvoi di jalanan. 

Bahkan mereka kemudian melakukan hal positif di sela-sela mengerjakan tugas sekolah secara daring. Ada yang malam hari membantu jualan, ada juga yang belajar praktek di bengkel. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline