Lihat ke Halaman Asli

Biyanca Kenlim

Yo mung ngene iki

Kepada Mas Alan Budiman

Diperbarui: 12 Oktober 2015   04:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto fb mas Alifurrahman A Asyari"][/caption]Mas Alan Budiman di manapun kamu berada.

Kau...seorang lajang cerdas dan menawan, sudah lama saya menjadi salah satu dari ribuan penggemar mu, pembaca tulisan mu. Walau kadang lebih banyak tidak mengerti dengan keterbatasan akal ku.  Namun saya tidak pernah kapok untuk selalu mencari karyamu, walau hanya sekedar ingin bertemu namamu Alan Budiman yang menjuluki diri si Pakar Mantan.

Mas...ketika kita di pertemukan di pertemanan fesbook, giraaang sekali rasa hatiku. , dengan nama fb Alifurrahman Ashyari, entah ini nama asli ataupun nama pena mu, bagiku kedua nama itu begitu indah di sebut dan di ucap.

Mas Alan...di fesbook, saya sedikit lebih mengenal, di balik pribadimu yang cool dengan tulisan berbasis analisis dan rumit, ternyata ...kamu sosok yang sederhana dan hangat.  Membuat setatus fb dengan kalimat ceria, menanggapi komen dengan riang, dan tak segan mapir ke status kawan lainya dengan gayamu yang ringan dan bersahabat.

Mas Alan....sungguuuh...saya tidak mengenal mu lebih jauh selain sebatas menjadi penggemar mu dengan sedikit "cinta butaku" karna karya tulisan brilian mu.

Maka...manakala kau di bully karena salah ucapanmu, sungguh tak mampu mataku terpejam, aku begitu memikirkan mu....

Saya tahu...kamu punya seribu cara mencari jalan keluar, tapi sepertinya saat itu kau tampak buntu, sebagai idolaku, kawan mu, ingiiiinn....sekali aku membantumu.....

Malam itu, ku beranikan diri menyapamu lewat chat,  ku  awali dengan kata "ting tong"...sebagai salam pengetuk pintu.

Dengan ramah dan hangat kau menyambut ku.

Dengan naluri keibuan ku ,ku utarakan maksud ku. Dengan sedikit perdebatan , kau tetap kokoh dengan pendirian mu, seperti biasanya kau sangat yakin akan pendapat mu.

"tapi ini beda mas Alan " ujarku . "masalah ini harus di lihat dengan perasaan" sambung ku.  Dengan sabar ku dengar semua keluh mu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline