Lihat ke Halaman Asli

Biyanca Kenlim

Yo mung ngene iki

Cemburu

Diperbarui: 27 Desember 2016   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto:makassar.tribunnews.com"][/caption]

Cemburu, Akhir Kisahku.

Jika senyum adalah melody jiwa, maka Cinta adalah anugrah dari hati. Karena itu yang di rasakan ketika dia yang berarti menghampirimu.

 Lumatan bibir kenyalmu masih terasa hangat, lembut menggetarkan. Dekapan dada bidangmu membuatku nyaman. Tatapan matamu tajam namun teduh laksana pohon yang rindang. Damai dalam pelukmu. Kala itu kita habiskan dinginya malam dalam satu selimut hangat. Tanpa sehelai benang kita bergumul di akhiri erangan dan lenguhan penuh kebahagiaan. “Aku sayang kamu” bisikmu lembut di telingaku. Aku mendesah merapatkan pelukan, mendongak mengecup dagumu yang terbelah.

**

 Dua bulan berlalu.

 

“Mas”

"Mamaas”

Jeda dua puluh menit ku ulang memanggilmu, di chat semalam. Tak ada balasan.

“Mamaaasss..”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline