[caption caption="Sumber foto:Ihei.wordpress.com"][/caption]Usiaku 4 th , adik 1th, abang pertama 10th, abang kedua 8th, kakak ketiga 6 th kala itu. Aku dan adik belum begitu paham apa yang terjadi, sampai kemudian pun masih belum mengerti ketika setiap hari jumat, Orang yang tinggal di lingkungan masjid mengusap kepalaku ,adik ku dan memberi amplop berisi uang, untuk anak yatim ceritanya.
Pukul 1 malam ibu masih sibuk di dapur, jam 4 pagi saat semua masih pulas, ibu bangun, kue serabi, onde2, mata sapi, cucur atau lapis sudah siap di pagi hari. Kamipun harus bangun pagi untuk menitipkan Jajanan di desa sebelah, semua berbagi tugas sebelum berangkat sekolah. Ibu jualan di pasar. Mengurus rumah dan anak yang masih kecil, mencari nafkah untuk enam perut, tugas ibu sekaligus kepala rumah tangga di sandangnya dan di lakoni pantang mengeluh.
Ibu..kini anak anakmu telah mentas berumah tangga, tak sanggup kami membalas jasamu, kau tetap tersenyum , doa tulus selalu terpanjatkan untuk kami. Terimakasih ibu, kaulah pahlawan kehidupan.
Hong Kong 10 Nov 2015
Biyanca Kenlim no 18
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H