Saat ini, kemajuan teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Generasi Z, generasi yang lahir di era digital. Di satu sisi, teknologi memang telah mempermudah berbagai aspek kehidupan mereka - mulai dari akses informasi, komunikasi, hiburan, hingga kemudahan dalam belajar dan bekerja. Namun di sisi lain, terdapat potensi teknologi untuk menjebak Generasi Z dalam berbagai masalah.
Pertama, kecanduan media sosial dan gadget dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan mental Generasi Z. Terlalu banyak waktu yang dicurahkan untuk berselancar di media sosial dan bermain gawai dapat mengurangi waktu untuk aktivitas fisik, sosialisasi, dan pengembangan diri yang lebih bermakna.
Kedua, paparan berlebihan terhadap konten digital dapat membentuk ekspektasi yang tidak realistis mengenai kehidupan, penampilan, dan prestasi. Hal ini dapat memicu kecemasan, depresi, dan rendah diri di kalangan Generasi Z.
Ketiga, kemudahan akses informasi digital dapat menjadi bumerang jika tidak disertai dengan kemampuan berpikir kritis untuk memverifikasi kebenaran konten. Penyebaran hoaks, misinformasi, dan konten berbahaya melalui media digital merupakan ancaman serius bagi Generasi Z.
Meskipun teknologi telah membawa banyak kemudahan, diperlukan kebijaksanaan dan kontrol diri dari Generasi Z agar dapat memanfaatkannya secara bijak dan sehat. Peran orang tua, pendidik, dan pemangku kepentingan lainnya juga penting untuk membekali Generasi Z dengan literasi digital dan keterampilan hidup yang memadai agar mereka tidak terjebak dalam "paradoks kemajuan teknologi".
