Bumi semakin tua dan zaman kian berubah, dari zaman purba hingga zaman modern yang ditandai dengan banyak sekali perkembangan. Mulai dari perkembangan sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain-lain. Seperti sekarang ini, mulainya bermunculan penemuan di bidang sains yang sebenernya sudah diisyaratkan dalam Al-Qur'an. Banyak orang dapat memahami apa yang dimaksudkan dalam Al-Qur'an setelah terbukti secara ilmiah, dan masih banyak lagi informasi- informasi yang terkandung dalam Al-Qur'an, namun masih banyak juga silogisme Al-Qur'an yang belum diilmiahkan.
Mungkin banyak orang sudah tidak asing lagi dengan istilah alien atau makhluk asing dari luar angkasa, dan ufo (pesawat atau kendaraan yang digunakan alien).
Banyak penampakan di langit yang dianggap sebagaian orang adalah penampakan ufo, bahkan sebagian orang berasumsi bahwa mereka pernah bertemu dengan alien secara langsung seraya menunjukkan berbagai bukti yang saat ini masih belum diketahui kebenarannya. Sampai saat ini pun bahasan mengenai kebenaran adanya alien masih menjadi perdebatan antar berbagai kalangan, mereka yang berasumsi akan keberadaan alien dengan berbagai bukti yang mereka berikan dan juga sebagian lagi yang berpendapat bahwa alien itu tidak ada dengan menunjukkan hasil temuan mereka atau ilmuwan lain.
Apakah Al-Qur'an juga sudah memberi petunjuk tentang keberadaan alien?
Dalam mindset setiap orang, alien merupakan makhluk yang tinggal di luar planet bumi. Dalam QS. Asy-Syura ayat 29 "Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya" memiliki tafsir yang berbeda-beda.
Dalam Al-Qur'an dan tafsirnya, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kata 'man' pada ayat tersebut adalah malaikat, jin dan manusia. ketiga makhluk tersebut diwakili oleh kata 'man'. Menurut buku Tafsir Ilmi 'Eksistensi Kehidupan di Alam Semesta' yang disusun oleh Balai Litbang dan Diklat Kementrian Agama, menafsirkan kata 'man' sebagai kata ganti untuk makhluk yang memiliki akal. Sementara itu, dalam buku Tafsir Ilmi 'Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains' mengungkapkan bahwa dalam ayat tersebut memberikan isyarat adanya kehidupan diluar bumi.[1] Sampai saat ini belum dapat dipastikan bahwa kehidupan di luar bumi yang dimaksudkan adalah alien atau ufo.
Merujuk lagi pada QS. Al-Isra ayat 44 "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun". Dalam surat tersebut kata 'man' mengisyaratkan adanya makhluk yang berakal selain di bumi, ditunjukkan dengan bahwa kita tidak mengerti tasbih mereka.
Apakah itu menunjukkan keberadaan keberadaan alien? dan
Apabila alien dan ufo itu ada, lalu bagaimana ulama menggolongkan makhluk luar angkasa?
Berdasarkan teks-teks syariat dan alam semesta menyebutkan, selama ini jenis makhluk yang kita kenal adalah Malaikat, jin, dan manusia. Hewan, tumbuhan dan selebihnya adalah benda mati. Dari beberapa kemungkinan tersebut, Abdul Karim Ubaidah dalam bukunya berpendapat bahwa makhluk luar angkasa atau alien paling dekat dengan golongan jin. Kemampuan mereka untuk menembus langit dimiliki oleh golongan jin, hal ini tersirat dari QS. Ar-Rahman ayat 33 "Hai Jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan". Dalam ayat ini Allah menyebutkan jin lebih dahulu daripada manusia, ini bisa jadi karena jin mampu menembus langit lebih dulu daripada manusia. Sebagaimana firman Allah pada QS. Al-Jin ayat 9 "Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai untuk medengarnya".
Dari kabar-kabar yang beredar diberitakan bahwa alien atau makhluk luar angkasa digambarkan memiliki teknologi yang canggih, hal ini berarti alien digambarkan sebagai makhluk yang memiliki akal. Oleh sebab itu, mereka mendapat taklif atau terkena beban syariah. Sedangkan makhluk Allah yang mendapat taklif adalah manusia dan jin, hal ini memperkuat bahwa alien atau makhluk luar angkasa yang mampu membuat ufo adalah golongan jin.