Lihat ke Halaman Asli

3 Episode di Film 5 Centimeter per Second

Diperbarui: 27 November 2016   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Episode pertama berjudul Oukasho (Bunga Sakura Mekar).

Jadi ceritanya Takaki Kono (laki) dan Akari Shinohara (cewe) adalah sama-sama jadi murid baru di sekolahan tingkat SD. Karena sama-sama anak baru mereka jadi mudah akrab dan saling mengenal. Selain itu mereka juga punya banyak kesamaan mulai dari sikap, sifat sampai kebiasaan. Mereka berdua sama-sama memiliki kebiasaan menghabiskan waktu di perpustakaan saat sedang istirahat. Hal itu disebabkan oleh karena mereka berdua mudah terkena penyakit apabila main di luar ruangan.

Kesamaan-kesamaan itu membuat mereka berdua semakin lengket seperti ketan. Saking akrabnya mereka berdua saling menyapa tanpa menambahkan kata panggilan. Bagi budaya Jepang hal seperti ini hanya lazim dilakukan apabila seseorang sudah merasa sangat dekat.

Selanjutnya kebersamaan mereka harus terpisah jarak setelah lulus SD. Akari harus pindah ke Tochigi karena pekerjaan orangtuannya, sedangkan Takaki melanjutkan sekolahnya di Tokyo. Mereka kemudian melanjutkan komunikasi dengan sering berbalas surat.

Di usia 13 tahun Takaki harus berpindah kembali ke Kagoshima tempat yang lebih jauh. Takaki memutuskan untuk menemui Akari sekali lagi sebelum keduanya benar-benar terpisah jarak. Takaki sadar seberapapun kata-kata bisa tersampaikan melalui surat tanpa adanya percakapan semua akan sia-sia. Maka rendenfouz-nya hari itu akan mengukuhkannya setidaknya dengan adanya pertemuan itu Takaki dan Akari akan sama-sama tahu bahwa ada rasa yang tak biasa antara keduanya. Meski besar kemungkinan mereka berdua tidak akan pernah bertemu lagi. Jika pun bertemu tidak ada jaminan mereka akan bertemu dalam kondisi yang sama. Mereka berdua sadar hidup akan membawa mereka melalui suasana ke seuasana yang terus bergulir dan menggerus zaman.

Takaki pergi menemui Akari menggunakan kereta. Sialnya waktu itu bertepatan dengan musim badai salju yang buruk. Hal tersebut menyebabkan keterlambatan jadwal kereta yang cukup parah. Takaki merasa cemas dengan kemungkinan yang dapat membuat Takaki gagal menemui Akari. Hari itu adalah pertemuan terakhir untuk memutuskan tali komunikasi pada jangka waktu yang entah. Itu pula yang membuat pertemuan ini menjadi sangat penting.

Takaki sudah menyiapkan surat terakhirnya sebagai penutup cerita indah yang sudah lama terjalin. Namun surat yang sudah disiapkan itu malah hilang diterjang angin entah kemana (konyolnya si Takaki bukan berusaha mengejar surat yang dihempas angin, dia malah mewek, heran). Kehilangan surat terakhir menyebabkan Takaki benar-benar harus berhasil menemui Akari jika tidak ingin pertemanan spesialnya dengan Akari berlalu begitu saja.  

Larut malam Takaki baru sampai di Tochigi. Takaki sempat putus asa, khawatir Akari tidak mau menunggunya. Ternyata kekhawatiran Takaki tidak terbukti Akari masih setia menunggunya sampai larut malam. Mereka kemudian menghabiskan malam bersama di bawah pohon sakura lalu berciuman.

Pagi hari Takaki harus segera pulang kembali. Takaki mungkin sedikit kecewa tidak bisa memberikan surat terakhir yang telah dibuatnya. Mereka berdua akhirnya benar-benar berpisah. Ketika kereta semakin menjauh Akari mengeluarkan sepucuk surat berwarna merah muda dari tas kecilnya. Surat untuk Takaki yang akhirnya tak pernah tersampaikan.

Episode kedua berjudul Cosmonaut

Takaki melanjutkan hari-harinya di Kagoshima tempat yang sangat jauh dari Akari. Takaki kali ini bersekolah di Tanegashima dekat dengan Space Center. Di sana Takaki memiliki teman baru bernama Kanae Sumida. Kanae dan Takaki selalu pulang sekolah bersama. Mereka pulang menggunakan sepeda motor masing-masing tidak berboncengan (aneh). Di dalam perjalanan pulang mereka memiliki kebiasaan untuk selalu mampir di sebuah minimarket untuk membeli susu. Kanae lebih lambat saat memilih susu yang akan dibeli hal tersebut mengakibatkan Takaki harus menunggu. Sambil menunggu Kanae, Takaki selalu terlihat memegang handphone dan mengetik sesuatu. Kanae beranggapan Takaki sedang berkirim pesan dengan seseorang di suatu tempat.

Hal tersebut membuat Kanae sedikit cemas karena sebetulnya Kanae memiliki perasaan yang spesial terhadap Takaki. Takaki terlihat istimewa dibanding orang lain di mata Kanae, tapi Kanae tidak pernah mampu untuk mengatakannya. Kanae terlalu takut untuk mengungkapkannya. Sudah sejak dari SMP sampai menjelang lulus SMA Kanae tidak juga berani untuk bicara. Sampai akhirnya Kanae bernazar apabila berhasil menaklukan ombak saat berselancar, dia akan memberanikan diri untuk mengatakan perasaanya di hadapan Takaki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline