Lihat ke Halaman Asli

Bisyri Ichwan

TERVERIFIKASI

Simple Man with Big Dream and Action

Umroh 2011: Hajar Jahannam Ber-Tasbih (25)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_139899" align="alignnone" width="448" caption="Dua sahabat. Satu bawa hajar jahannam, satu bawa tasbih, :-) (Foto : Irfan)"][/caption] Sebelum pulang ke asrama Rubath, kami shilaturahim lagi ke kediaman sayyid Muhammad, putra dari almarhum sayyid Ismail, beliau juga salah satu ulama' ahlussunnah di Saudi yang berpengaruh, banyak santrinya yang berasal dari Indonesia termasuk yang terbanyak dari pulau Madura. Kami hendak mengikuti pengajian di rumah beliau. Lagi lagi ketika kami memasuki ruangan pengajian yang sudah penuh, selalu menjadi perhatian. Semua santri beliau memakai jubah putih dan kopiah putih, la kami gado-gado, entahlah, apa yang ada difikiran mereka untuk menilai kami. Di Makkah, memang sudah menjadi adat ke mana-mana memakai jubah dan kopiah putih, berbeda dengan Mesir yang santri al-azhar cara pakaiannya sudah bebas. Saya kagum dengan sayyid Muhammad. Ketika mengajarkan hadits, beliau menyebutkan sanadnya secara rinci dan hafal. Saya teringat dengan salah satu hadits Nabi : "Al ilmu din, fandhuru 'amman ya'khudzu dinakum", ilmu itu agama, maka lihatlah, kepada siapa kamu mengambil agamamu, sehingga para ulama' dari dahulu hingga sekarang sangat menjaga sanad (riwayat sebuah hadits) ilmu dari guru-gurunya. Setelah pengajian selesai, ada perwakilan dari kami yang menyalami sayyid Muhammad dan menerangkan bahwa kami adalah mahasiswa Al-Azhar, Mesir. Beliau terlihat sumringah dan mulailah kami mendapatkan nasehat-nasehat agama yang menyejukkan dan diberikan hadits oleh beliau dengan sanad yang bersambung dari beliau, guru-guru beliau hingga sampai Rasulullah. Di dunia ini, hanya islam satu-satunya agama yang peduli dengan pentingnya sanad sebuah ilmu. Saat kami pulang dan didalam kendaraan tramco, Jazuli yang duduk di samping saya bertanya, "ente bareng jama'ah ya, ini ada dua teman kita yang bawa barang dagangan dari Mesir, bisa nawarin ke mereka ga?". "Barang apaan?". "Hajar jahannam, dia bawa banyak banget, kasian". "Wah, saya gak bisa mutusin sekarang, perlu izin dulu ke ketua rombongan travel, nanti kalo oke, saya kasih tau deh". "Sipplah, suwun yo", tutup dia. Hajar jahannam. Berbicara ini konotasinya pasti ke obat kuat yang ada di Mesir. Entah benar atau tidak itu asli produk Mesir atau gimana, saya juga tidak tahu karena saya juga belum pernah mencobanya. hehe. Yang membawa ada tiga orang, mereka satu group, bernama ari, kafi dan ari lagi, jadi ada dua ari. Sewaktu ngobrol dengan saya, mereka juga bilang, bukan hanya bawa hajar jahannam saja, tetapi juga tasbih dari kayu koka. Sehingga menjadi hajar jahannam ber-tasbih (bersama tasbih, maksudnya, hehe). Konon, menurut cerita, benar atau tidak, saya juga tidak tahu, karena waktu itu saya belum lahir. hehe. Kayu koka merupakan jenis kayu yang dipakai oleh nabi Nuh ketika membuat kapal saat Allah memerintahkan beliau. Dan kayu koka saat ini oleh orang di Mesir banyak dibuat untuk tasbih, yang membuat mahal adalah sejarahnya, karena pernah dipakai oleh nabi Nuh. Katanya sih gitu. Saya mencoba menelpon ustadz anwar ketika sudah sampai asrama Rubath, memohon izin kepada beliau bahwa akan ada teman lagi yang mau menawarkan barang dagangan. Kemarin mas kiram diizinkan untuk menawarkan kristal Austria kepada jama'ah, sekarang giliran teman yang lain. "Ya udah, bareng aja sekalian ama kiram besok pas hari Rabo saat tausiyah. Nanti saya juga akan bantu. Siapa tau laku kan", jawab beliau terlihat senang. Ya, ustadz anwar memang suka ketika ada teman-teman sambil berdagang seperti cerita beliau beberapa kali ke saya saat dulu harus kuliah di Jakarta dan menghidupi dirinya sendiri. Wah, ternyata mereka membawa hajar jahannam banyak sekali. "Loh, kok masih banyak banget, emangnya gak pernah ditawarin ke jama'ah umroh Indonesia yang saat ini lumayan ramai?!". "Masalahnya kita gak punya channel, kemarin pernah nawarin ke orang-orang Indonesia yang pulang dari Masjidil Haram, tapi dicuekin, beberapa kali nawarin ke orang yang berbeda dan tetap dicuekin juga", kata mereka. "Ya iyalah, namanya juga gak kenal", teman-teman tersenyum mendengarnya. "Okelah, besok pagi kita berangkat bareng ke hotel tempat saya nginap, nanti ente pajang di display dan ditawarin ke jama'ah, alhamdulillah ketua rombongannya welcome atas ide kalian". "Wah, makasih ya, nanti ente dapat bonus deh kalo laku", kata mereka bersemangat. Acara bakal digelar di ruang makan hotel dan jadwalnya jam 8 pagi. Kami berangkat keluar dari Rubath pas jam 7. Dari asrama Rubath menuju hotel jalan kaki sekitar 15 menit, pagi suasana sepi, jadinya cepat. Kami langsung menuju ke ruang makan, di sana masih belum ada orang. Benar perkiraan saya, di sini gak ada ceritanya bisa tepat waktu, kecuali makan. hehe. Saya ke kamar sebentar untuk membantu mempersiapkan barang yang perlu disiapkan dan kami bersama menuju lantai M. Ketika sudah hampir jam 9 pagi, para jama'ah sudah pada datang. Teman-teman, duo ari, kafi dan mas kiram mengambil salah satu meja dan mendisplay barang dagangannya. Mulailah beberapa jam'aah penasaran untuk melihat-lihat terlebih dahulu. Istrinya pak Haji Suwandi membeli satu gelang kristal Austria. Ada satu bapak yang agak malu ketika diterangkan manfaat dari hajar jahannam. Si penjual sendiri juga malu-malu untuk menerangkan manfaat dari hajar jahannam secara terperinci, "ini pak petunjuk pemakaian dan manfaatnya", sambil memberikan kertas kecil. Dia menerangkan secara singkat. Penjual obat kuat, tapi yang jualan belum pernah makek dan masih bujang. Jadinya ya kayak gini. :-) Seorang bapak tanpa banyak tanya langsung beli dua. Perbijinya teman-teman menjual dengan harga 30 reyal. Saya gak tau beratnya ada berapa gram. Ustadz anwar ketika memberikan tausiyah sedikit guyon tentang hajar jahannam ini, "Sebenarnya itu namanya bukan hajar jahannam lagi, tapi hajar saqar, lebih mantap, karena saqar adalah neraka paling bawah dan tentunya paling dahsyat dan panas, seperti halnya hajar itu". Ada guyonan juga kenapa di Mesir ada hajar jahannam dan gimana sejarahnya dulu. Katanya, dulu ketika pasukan Abrahah hendak menghancurkan ka'bah, Allah mengutus burung ababil untuk melempari pasukan raja abrahah yang dari Yaman dengan batu dari neraka dan pasukan mereka hancur sebelum sampai ka'bah, Nah, potongan-potongan batu neraka itulah yang konon saat ini dipakai sebagai hajar jahannam. hehe. Tapi gak usah dipercaya, ini hanya kisah dagelan saja, bukan sebenarnya. Alhamdulillah. Rupanya bapak-bapak para jama'ah banyak yang beli, kristal Austrianya juga laku, termasuk tasbih yang katanya bahan kayunya dulu pernah dipakai Nabi Nuh untuk membuat perahunya juga terbeli. Walaupun tentu tidak laku semuanya, karena ini memang hanya pertemuan singkat. Mereka terlihat senang. Kami ngobrol-ngobrol bareng ustadz anwar ketika acara usai. Bapak-bapak masih tetap ramai membicarakan tentang keberadaan hajar jahannam. Kalo bicara obat kuat, laki-laki memang penasaran ya. Eh, ternyata ada juga seorang ibu yang membelinya, paling juga untuk hadiah buat suaminya di rumah. :-) Hajar jahannam. Memang sudah terkenal, dari dulu kalo sedang pergi haji, banyak teman-teman Mesir yang sangu ini untuk diperdagangkan di Saudi. Barangnya kecil dengan harga yang lumayan, sehingga mudah dibawa dan tidak ribet. Manfaatnya juga termasuk untuk hubungan yang lumayan penting, sebagai salah satu cara mengharmoniskan keluarga. Saya ikut senang melihat mereka senang. Siang hari kami pergi ke masjid bersama. Saya sudah memutuskan, besok saat hari kamis tiba dan rombongan jama'ah umroh dari travel Zulindo pulang kembali ke Indonesia, saya kembali ke khittah lagi, nginep bareng teman-teman di asrama Rubbath. Teman perjalanan senasib seperjuangan hingga sampai setelah hari raya nanti, berangkat bersama, maka pulang juga bersama. Hari ini alhamdulillah dapat membantu mereka untuk mendapatkan rejeki. Berlanjut ke catatan berikutnya. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline