Jaman sekarang, sudah lumrah kalau melihat orang-orang pamer barang mewah dan flexing di medsos, seperti tas Chanel, Hermes, jam Rolex bahkan mobil Ferrari.
Semakin jarang dan mahal barangnya, semakin digandrungi dan diburu karena dianggap menaikan derajat, prestise and ekslusifitas orang yang memiliki. Sebagian orang bahkan memburu barang-barang mahal tersebut untuk koleksi dan investasi karena harganya yang terus saja naik.
Tas Chanel Medium Classic Flab Bag contohnya, yang sudah masuk pasar sejak tahun 1955. Waktu pertama kali masuk pasar, tas klasik ini dibanderol seharga $220. Di tahun 1990, harganya sudah tembus ke angka $1,150 dan di tahun 2016 sudah naik ke angka $4,900.
Sekarang? Siap-siap merogoh kocek anda sebesar $10,000 untuk mendapatkan tas yang sama. Dan herannya, stoknya terus saja habis. Hitung punya hitung, dari tahun 2010 ke 2016, harga tas ini naik tajam sekitar 70%, jauh melampaui pergerakan pasar harga rumah di periode yang sama dan juga pergerakan pasar saham.
Cerita yang sama juga terjadi pada jam tangan mewah Rolex yang antriannya bisa bertahun-tahun walaupun harganya naik terus. Model 18K Submariner Yellow Gold contohnya, sekarang berharga hampir $40,000.
Tertarik dengan model Platinum Day-Date Presidential? Di tahun 2022, tidak ada harga tercantum untuk model yang satu ini, alias "On Request" atau tergantung peminat. Sekarang, siap-siap sedia sedikitnya $75,000 untuk mendapatkan model yang satu ini.
Masuk ke boutique Hermes untuk beli tas model Birkin? Jangan harap bisa beli begitu saja walaupun punya uang banyak, karena tas model ini tidak dijual di pasar bebas. Hermes menseleksi ketat daftar pelanggannya sebelum mengundang pelanggan top premiumnya yang mereka pandang pantas untuk memiliki tas spesial ini ke event penjualan khusus.
Salah satu dari teori Ekonomi paling mendasar adalah hukum permintaan, dimana harga dan jumlah barang berbanding terbalik -- semakin mahal harga sesuatu barang, semakin berkurang orang-orang yang mau membeli barang tersebut. Walaupun teori dasar ini berlaku untuk kebanyakan barang, untuk barang-barang mewah seperti Chanel, Hermes dan Rolex, teori ini sama sekali tidak berlaku. Yang berlaku justru konsep barang Veblen dimana permintaan barang justru naik ketika harga juga naik.