Jalan Pintu Kecil merupakan salah satu daerah pusat perniagaan kota Jakarta, bukan saja jaman sekarang, tapi sudah sejak ratusan tahun yang lalu. Didominasi oleh warga keturunan Tionghoa, perekonomian jalan Pintu Kecil dan daerah Glodok boleh disebut sebagai salah satu urat nadi perdagangan kota Jakarta, dan Indonesia.
Bagaimana suasana dan keadaan jalan Pintu Kecil dari jaman ke jaman? Apa saja yang sudah berubah? Mari kita tengok balik bersama....
Nama Pintu Kecil diambil dari pintu yang dipakai orang-orang Tionghoa di Batavia (nama Jakarta dulu) untuk masuk ke daerah utama kota. Setelah kerusuhan dan pembantian orang-orang Tionghoa oleh VOC yang terjadi tahun 1740, warga Tionghoa di relokasikan ke daerah luar perbatasan kota Batavia, yaitu daerah Glodok dan sekitarnya dan "Pintu Kecil" adalah jalan keluar masuk buat warga Tionghoa ke daerah kota Batavia. (Klik video youtube dibawah artikel kalau mau mendalami lebih jauh perkembangan kawasan Glodok dari jaman ke jaman).
Jalan Pintu Kecil (ke arah Jl. Pancoran dan Jl. Toko Tiga) di penghujung akhir abad ke 19 terlihat belum ber-aspal dan bangunan-bangunan didominasi dengan bangunan atau rumah khas Tionghoa dengan atap menjulang ke atas. Foto diatas menunjukan toko-toko di jalanan yang lebih banyak berbentuk ruko sederhana. Belum banyak bangunan besar dan megah di jaman itu, kecuali bangunan bertingkat dengan atap menjulang tinggi di bagian tengah foto. Ngomong-ngomong soal dagang, setelah orang-orang Tionghoa di relokasikan ke daerah Glodok, boleh dibilang lapangan usaha yang tersedia untuk mereka hanyalah berbuka usaha - mereka tidak bisa bekerja di kantor pemerintahan, bertani, bercocok tanam dll, jadi tidak heran mereka menjadi pengusaha handal.
Foto diatas menggambarkan suasana Jl. Pintu Kecil tahun 1920-an juga menuju ke arah Jl. Pancoran dan Jl. Toko Tiga, dimana gedung-gedung modern bergaya Eropa mulai menjamur. Bangunan bertingkat dengan atap menjulang yang ada di tengah foto tahun 1870, masih ada di foto tahun 1920, tapi sebagian besar sudah terhalang (masih bisa dilihat ujung atap bangunan) dengan bangunan modern putih bergaya Eropa dengan papan nama Handel Maatschappij Ley Chiong, perusahaan dagang yang didirikan tahun 1909.
Toko di ujung kanan gambar adalah Toko Lian Hien yang menyediakan bermacam makanan dan pakaian. Disebelahnya adalah Toko Loen Tjiang yang juga menjual kebutuhan rumah tangga, seperti parfum, lotion, minyak spiritus, mainan, baju, alat tulis, sepatu, kembang api dan petasan dll. Sayang, toko Loen Tjiang tidak bisa bertahan lama dan dinyatakan pailit bulan September 1923 dan kemudian barang-barang dagangannya dijual obral/dilelang.
Masih di foto atas, tampak kereta kuda di depan toko Lian Hien yang berbelok ke arah kanan jalan - kalau sekarang, kira-kira jalan kanan tersebut adalah Jalan Petak Baru yang menuju ke arah Asemka.