Natasya Zulfia Abriani
Statistik Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa obesitas meningkat hampir tiga kali lipat di seluruh dunia sejak tahun 1975. Insiden penyakit terkait obesitas juga meningkat karena obesitas merupakan faktor risiko terjadinya batu empedu, ahli bedah menghadapi peningkatan jumlah pasien obesitas yang membutuhkan LC. LC pada pasien obesitas dianggap lebih menantang dan berhubungan dengan tingkat konversi dan morbiditas yang lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan praktisi menunda atau menunda perawatan pada pasien obesitas karena peningkatan risiko perioperative
Pada artikel yang berjudul Kesulitan Operasi, Morbiditas dan Mortalitas Tidak Berhubungan dengan Obesitas pada Kolesistektomi Laparoskopi Elektif atau Darurat dan Eksplorasi Saluran Empedu yang ditulis oleh Ahmad HM Nassar, Khurram S.Khan, Hwei J. Ng, Mahmud Sallam pada tahun 2022 menjelaskan tentang tantangan yang ditimbulkan oleh kolesistektomi laparoskopi (LC) pada pasien obesitas dan metode untuk mengatasinya yang bertujuan untuk mengetahui apakah obesitas menambah kesulitan LC dan eksplorasi saluran empedu laparoskopi (LCBDE) dan mempengaruhi hasil pada unit spesialis bilier dengan beban kerja darurat yang tinggi
Lonjakan Obesitas dan Tantangan dalam Prosedur LC
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, obesitas telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 1975. Di Inggris, persentase orang dewasa yang tergolong obesitas meningkat dari 15% pada tahun 1993 menjadi 26% pada tahun 2016. Peningkatan kasus obesitas ini juga berdampak pada peningkatan insiden penyakit terkait obesitas. Hal ini membuat prosedur LC pada pasien obesitas menjadi lebih menantang dan berhubungan dengan tingkat konversi dan morbiditas yang lebih tinggi.Akses menjadi salah satu kesulitan utama dalam LC pada pasien obesitas karena peningkatan ketebalan dinding perut dan lemak ekstra peritoneum. Teknik akses yang suboptimal dapat menyebabkan tingkat konversi yang lebih tinggi, sementara reseksi kandung empedu dan penutupan port kamera juga menjadi lebih sulit dilakukan. Selain itu, pasien obesitas juga memerlukan perhatian khusus terkait dengan pemberian antibiotik profilaksis dan tindakan antitrombotik mekanis. Dalam penelitian ini, dari 4.699 pasien yang diteliti, 683 diidentifikasi mengalami obesitas berat dengan BMI ≥ 35, dan 41,7% memiliki BMI ≥ 40. Pasien dengan obesitas juga cenderung lebih muda dan memiliki proporsi perempuan yang lebih tinggi. Meskipun demikian, kelompok obesitas memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami komplikasi batu empedu tertentu, seperti kolangitis dan penyakit kuning
Kendala dan Perawatan Khusus dalam Kolesistektomi Laparoskopi pada Pasien Obesitas
Pada penelitian ini menyoroti kesulitan dalam akses, reseksi, dan penutupan port kamera pada pasien obesitas. Selain itu, pasien obesitas juga memerlukan perhatian khusus terkait dengan pemberian antibiotik profilaksis dan tindakan antitrombotik mekanis. Meskipun laporan awal menunjukkan bahwa parameter operasi dan hasil yang penting tidak menunjukkan perbedaan statistik antara pasien obesitas dan non-obesitas, beberapa laporan lain melaporkan tingkat komplikasi pasca operasi yang lebih tinggi seperti infeksi luka, infeksi dada, atelektasis, dan trombosis vena dalam (DVT). Trombosis vena dalam (DVT) atau emboli paru pasca operasi dilaporkan pada 5-12% pasien obesitas, memerlukan tindakan pencegahan farmakologis dan mekanis yang memadai. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah tingkat kesulitan operasi dalam melakukan LC dipengaruhi oleh obesitas. Tujuan sekundernya adalah untuk mempelajari bagaimana mengatasi kesulitan yang khusus terjadi pada pasien obesitas, khususnya ketika melakukan prosedur empedu mendesak selama rawat inap, dan untuk mendeteksi hasil buruk terkait obesitas dibandingkan dengan kelompok kontrol pada pasien non-obesitas
Kesimpulan
Prosedur kolesistektomi laparoskopi (LC) dapat dilakukan dengan aman pada pasien dengan obesitas berat tanpa meningkatkan kesulitan operasi atau komplikasi perioperatif. Standarisasi akses terbuka yang dimodifikasi untuk penyisipan port kamera, pada atau tepat di bawah selang pusar, adalah kunci untuk menghindari kesulitan menyebabkan pneumoperitoneum. Menghindari lubang epigastrik yang lebih besar dari 5 mm akan menghilangkan kebutuhan akan penutupan yang biasanya sulit. Penempatan port kerja yang hati-hati akan mengoptimalkan langkah-langkah teknis dan mengurangi ketergantungan pada kanula dan instrumen yang panjang atau ekstra. Hal ini membantu mengatasi kesulitan yang dilaporkan dan dirasakan. Pasien obesitas memerlukan perhatian khusus terkait dengan pemberian antibiotik profilaksis dan tindakan antitrombotik mekanis. Meskipun demikian, tidak ada konversi pada kelompok obesitas berat yang diteliti, dan hanya sedikit konversi pada kelompok non-obesitas. Meskipun tingkat komplikasi pasca operasi serupa dilaporkan, beberapa penulis menemukan morbiditas pasca operasi yang lebih besar pada kelompok obesitas dibandingkan pada kelompok non-obesitas. Dengan demikian, artikel ini menekankan bahwa meskipun LC pada pasien obesitas dianggap lebih menantang, penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur ini dapat dilakukan dengan aman dan efektif pada pasien dengan obesitas berat tanpa meningkatkan kesulitan operasi atau komplikasi perioperatif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H