Kita seringkali mengutip perkataan seseorang untuk menguatkan pendapat / hujjah / pemikiran kita.Namun Seringkali ada etika yang dilanggar dalam melakukan pengutipan. Etika Tersebut adalah :
1.Kita hanya bisa mengutip perkataan yang anda akui keberadaannya
2.Kita hanya bisa mengutip perkataan yang anda akui keberadaannya yang anda pahami dasar pemikirannya dan diolah berdasarkan dasar pemikiran yang anda kuasai.
Ketika kita membaca di buku-buku propaganda, di internet, juga dalam pembicaraan non muslim, banyak sekali Non Muslim yang mengutip Ayat-Ayat Al-Quran sebagai dasar pendapat mereka.Awalnya saya bisa menerima , namun setelah mendengar ceramah Ahmad Deedat, dia dengan Jelas Berkata, Non Muslim tidak boleh mengutip Al’Quran sebagai dasar referensi pendapat mereka.
Saya berfikir lagi, mengapa tidak Boleh ? Setelah itu saya temukan , tidak ada satupun lembaga agama non muslim ataupun pendeta agama baik Hindu, Budha, Kristen, Konghucu yang mau mengakui Al'Quran sebagai kitab suci umat Islam.
Bahkan tidak ada dalam sepengetahuan saya Pendeta Hindu mengutip Ajaran Budha, atau sebaliknya tidak ada kisahnya Pendeta Konghucu mengutip ajaran Kristen. Karena Jelas Agama Hindu dan Budha tidak mengakui Alkitab sebagai kitab suci, kalau mereka mengakui berarti ada yang salah dalam Kitab mereka. Begitupula Pendeta Konghucu tidak akan pernah mengakui Alkitab sebagai kitab suci. Jangankan mengutip, mengakui saja tidak.
Tidak pernah dalam pengetahuan saya lembaga agama Gereja Katolik, Protestan, Saksi Jehovah , Lembaga Agama Budha, Lembaga Agama Hindu dan semua Agama-agama lainnya sebelum Islam, secara resmi mengakui Al'Quran sebagai Kitab Suci Umat Islam. Mengakui saja tidak apalagi mau mengutip......!!
Karena Konsekwensi Logis mengakui Al'Quran sebagai Kitab Suci akan membawa Umat-umat Non Muslim mempertanyakan agama mereka dan membaca ulang Kitab-kitab Suci mereka. Ini yang sangat dihindari karena dikhawatirkan akan menyebabkan kebimbangan diantara umat dan menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada lembaga agama dan berujung berpindahnya kepercayaan umat ke Agama Islam.
Tahapannya ketika Non Muslim mencoba mempelajari Al'Quran ialah :
1. Mempelajari Islam dengan bimbingan langsung ulama Islam secara lengkap. (ini boleh-boleh saja)
Kebanyakan Non-Muslim mempelajari Al'Quran bukan langsung dari Ulama Islam. Akibatnya
terdistorsi ajarannya, Munculnya Prasangka.
2. Setelah menguasai ajaran Islam secara lengkap, barulah boleh mengakui bahwa Islam adalah
Perkataan Alloh, Swt dan Mengakui Muhammad sebagai Nabi Terakhir.
3. Setelah mengakui barulah bisa membuat pendapat tentang Islam berdasarkan dengan mengutip
ayat - ayat Al'Quran.
Kebalikannya ketika Umat Islam boleh mengutip berbagai kitab-kitab Non Muslim.Untuk Umat Yahudi dan Kristen, Umat Islam diperbolehkan mengutip ayat-ayat tertentu dalam Taurat, Zabur dan Injil sepanjang sesuai dengan Ajaran Islam dan sesuai dengan Rukun Iman dalam Islam, yaitu beriman kepada Kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al’Quran. Selain itu juga umat islam mengakui adanya 124.000 nabi pembawa ajaran agama Islam, untuk golongan tertentu dan dalam waktu tertentu.Itu sebabnya dalam kitab Sruti umat Hindu terdapat ayat-ayat sejalan dengan Al’Quran.Bisa jadi kitab-kitab Hindu dibawa oleh salah satu nabi Islam.
Dapat diibaratkan seperti ini , Gereja Katolik dalam pendiriannya setelah konsili nicea 325 mendukung aliran Trinitas dan tidak mengakui ajaran arian dan membakar semua kitab-kitab kristen Monotheisme. Pendeta-pendetanya golongan Arian pun banyak yang dibunuh atau melarikan diri. Selain itu Juga Gereja Katolik tidak mengakui ilmu pengetahuan yang dibawa Copernicus dan Pengikut nya Galileo..Kedua orang ini mengatakan bahwa bumi adalah bulat , karena dalam Alkitab dikatakan bumi adalah Datar.Untuk itu seluruh buku-buku pengetahuan karangan Copernicus dan Galileo dibakar dan dilarang dibaca apalagi dikutip.Copernicus kemudian digantung tahun 1473 dan Galieo dikenakan tahanan rumah sampai meninggal di tahun 1616. Ajarannya tidak sesuai dengan ajaran Gereja, orangnya dihilangkan dari muka publik. Tidak hanya orangnya murid-muridnya pun kalau berani membela, pasti akan mendapatkan hukuman juga.
Inkuisisi Spanyol, Ketika Umat Islam di Spanyol kalah perang dari Ratu Isabella, tahun 1400-1500. Seluruh Umat Islam di Spanyol diberikan Pilihan, Masuk Kristen atau dibunuh. Sebuah kejelasan bahwa tidak mungkin Gereja Katolik mengakui adanya Al'Quran dan Agama islam. Pada masa itu tidak boleh ada satu orang pun di Spanyol yang boleh beragama Islam atau disiksa dan dibunuh. Jelas pada waktu itu semua Al'Quran dan perpustakaan Cordoba yang saat itu perpustakaan terbesar di dunia, dibakar. Jangankan pada waktu itu seorang Pendeta Kristen berani mengutip Al'Quran untuk memperkuat hujjahnya terhadap Islam, mengakui saja tidak. Bisa berujung penjara jika berani mencoba.
Kebalikannya ketika Umat Islam menguasai Spanyol , tidak ada inkuisisi saat itu. Malah gereja-gereja dilindungi, Kitab-kitab dijaga. Karena Umat Islam mengakui Taurat , Injil dan Zabur sebagai Wahyu Tuhan.
Sama Ketika Umat Islam menguasai India, tidak ada inkuisisi saat itu, kuil-kuil dilindungi, kitab-kitab tetap dijaga. Karena ada ajaran Hindu dan Budha di India berdasarkan kitab aslinya memiliki hubungan dekat dengan Monotheisme. Ketika Umat Islam menguasai Iran, kaum Zooroaster masih ada sampai sekarang, Bahkan di Iran masih ada masyarakat Yahudi asli Iran, Druze di Lebanon. ketika Umat Islam masuk Mesir, Umat Kristen Kooptik Mesir masih bertahan di Mesir sampai hari ini.
Al’Quran ketika dikutip oleh orang non muslim untuk memperkuat pendapat mereka atau hujjah mereka, itu artinya non muslim tersebut dianggap sudah melewati tahap pertama yaitu Mempelajari langsung dari Ulama Islam dan Melewati Tahap Kedua yaitu mengakui Al'Quran sebagai kitab suci agama Islam.
Artinya ketika non muslim mengutip Ayat-ayat Al'Quran sebagai dasar pemikiran mereka tentang Islam , dikalangan para cendikiawan, non muslim tersebut sudah menjadi pakar dalam Islam.
Ini jelas Ilmu Logika Dasar, saya mempelajari Matematika, Kemudian saya mengakui ajaran matematika benar, setelah itu saya bisa mengutip ajaran matematika dan menggunakannya untuk jadi pedagang di pasar, ahli statistik, ahli pasar modal, ahli keuangan dan sebagainya.
Kalau saya mengutip ajaran Matematika untuk memperkuat pendapat saya tentang ajaran matematika, sementara konsep berhitung tambah , kali , kurang, bagi, saya belum menguasai, dan terlebih saya benci dengan ajaran matematika, bagaimana mungkin saya bisa membuat pernyataan yang diterima oleh masyarakat berpendidikan ? Dan mana mungkin saya dipercaya , wong sarjana matematika juga bukan bisa membuat telaah kritis atas matematika.
Saya yakin kalau Seorang lulusan SD , membuat sebuah telaah kritis atas buku ekonomi karangan Samuelson terbitan 1987, dan mempublikasikannya di internet, pasti siapapun mentertawakannya. Mempelajari Ilmu Ekonomi harus dari jenjang SMP-SMA, S1, S2, dan S3 baru bisa dianggap pakar Ekonomi. Setelah itu baru boleh mendebat ajaran Samuelson sebagai salah satu begawan Ilmu Ekonomi dunia.
Cara Mempelajari Agama Islam :
Cara Mempelajari agama Islam Non Muslim harus mempelajari mana sumber hukum tertinggi dalam agamanya. Bisa dibaca dibawah ini dalam tulisan saya.
Setelah itu baru mencari tahu Cara orang Islam mempelajari agamanya.
Sementara itu panduan untuk mempelajari dan memahami Al Quran berdasarkan acuan yang diberikan para Ulama
Yaitu :
1. Sumber Ayatnya jelas (bukan hadis/fatwa Ulama)
2. Konteksnya / Latar belakang yang menyebabkan Ayat Al'Quran itu turun
3. Apakah Pemahaman Terjemahan Al'Quran sesuai dengan Pemahaman aslinya dari bahasa Arab dialek Quraisy.
4. Barulah dibuat Tafsiran atas ayat Alquran tersebut berdasarkan kondisi saat ini dan juga mempertimbangkan dan membandingkan dengan ayat-ayat lain dalam Al'Quran
Mempelajari Islam dari Sudut pandang Kristen bukan membandingkan Apple to Apple.
Contohnya seperti ini :
Konteks Al’Quran ada perkataan Alloh Swt langsung dan bukanlah perkataan Muhammad
Konteks Alkitab sudah jelas tercampur baur antara Perkataan Tuhan, perkataan Nabi-Nabi dan Perkataan / hujjah/ fatwa para Pendeta Yahudi dan Kristen.
Setelah menyaring Alkitab dan hanya memilih ayat-ayat yang merupakan Perkataan Tuhan langsung barulah ayat-ayat terpilih tersebut bisa diperbandingkan dengan Al’Quran, mana yang sesuai dengan Al'Quran dan mana yang berbeda. Setelah dipilih Ayatnya baru dilihat konteksnya dan dilihat latar belakang ketika ayat tersebut turun. Dilihat lagi, siapa penulis ayat itu dan bagaimana ceritanya hingga ayat itu sampai ke anda, dan diperbandingkan lagi Ayat Alkitab tersebut, apakah artinya sesuai dengan arti dalam bahasa Aslinya bahasa Ibrani.
Menyaring perkataan dalam Alkitab dan hanya memilih ayat-ayat yang merupakan perkataan para Nabi para nabi dari Ibrahim - Yesus yang ada dalam Alkitab, barulah ayat-ayat tersebut bisa di perbandingkan dengan Hadis. Mana hadis Yesus yang sama atau bertentangan dengan Hadis nabi Muhammad SAW dan bagaimana konteksnya ketika hadis itu diturunkan .Dilihat lagi, siapa penulis ayat hadis itu dan bagaimana ceritanya hingga ayat hadis itu sampai ke anda, dan diperbandingkan lagi Ayat hadis tersebut, apakah artinya sesuai dengan arti dalam bahasa Aslinya bahasa Ibrani.
Banyak yang medebat saya kenapa harus begini.
Jelas dalam Islam hukum tertinggi adalah Al'Quran, hanya 1 kitab
Dalam Agama lain hukum tertinggi adalah ketetapan lembaga agama ataupun ketetapan pendeta setempat.
Kalau boleh kita ambil contoh Perjanjian Baru terdiri dari 27 Kitab dan Perjanjian lama 39 Kitab yang diakui Gereja Katolik. Gereja Protestan tidak mengakui 6 kitab dalam Gereja Katolik. Aliran Saksi Jehovah menganut monotheisme dalam agama Kristen. tergantung alirannya dan tergantung lembaganya.
Dalam Islam, apapun alirannya atau apapun lembaganya Sunni, Syiah, Hambaliah, Syafiieah, Wahabi, Hanafiah, Kitabnya cuma 1 Al'Quran.
Saya membuat tulisan ini berdasarkan ayat Al'Quran dibawah ini :
Al-Insyiqoq, Surat No : 84 : 19-25
19 sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),
20 Mengapa mereka tidak mau beriman?
21 dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,
22 bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).
23 Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).
24 Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,
25 tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.
Jelas dalam surat diatas, Orang kafir mendustakannya. Saya bingung, bagaimana seorang kafir yang tidak mempercayai Al'Quran bisa mendustakannya ? Setelah saya pahami lagi ternyata ayat-ayat ini menyentil non muslim yang mengutip Al'Quran secara serampangan untuk menjatuhkan Islam. Dan Alloh SWT mengganggap orang yang berani mengutip Al'Quran adalah seseorang yang telah menjadi pakar Islam yang sudah menguasai Konsep Islam secara menyeluruh dan Mengakui Al'Quran sebagai Kitab Suci. Ketika orang yang pengetahuannya terbatas dalam Islam menjatuhkan Islam dalam pendapatnya yang mengutip ayat-ayat Al'Quran, Alloh Swt mengganggap orang itu telah mendustakan alias kafir.
Ini Al'Quran yang bicara, bukan saya. Kami Umat Islam hanya memberitahu kepada non muslim bila serampangan mendustakan Al'Quran akan dianggap kafir oleh Tuhan kami.
Mengutip sekali saja Ayat Al'Quran itu anda artinya sudah Islam. Karena dengan mengutip anda artinya dianggap sudah menguasai konsep Islam secara sempurna serta mempercayai bulat-bulat Al'Quran adalah perkataan Alloh Swt. Kalau anda berani mendustakannya, berarti anda Berhadapan sendiri dengan Tuhan nanti di hari pembalasan. Kami cuma bisa mengingatkan anda, karena hidayah itu hak prerogratif Tuhan sendiri.
Mudah-mudahan Bermanfaat, yang benar dari Alloh Swt, Yang salah dari salah dari saya sendiri, mohon dimaafkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H