Sikap seperti apakah moderat itu ? Mengapa harus ada pada umat islam? Awalnya saya merasa bingung menentukan judul pada tulisan ini, antara "moderat , sikap yang mesti tertanam pada setiap umat islam" atau "Moderat, sikap yang mesti tertanam dalam islam. Oke, Langkah saya sebelum berhasil menfiksasikan judul tulisan ini ialah menonton Youtube pada ceramahnya Ustadz Dr. Firanda Andirja. Lc., MA saat mengabulkan permintaan audiens untuk memberikan penjelasan tentang Islam Moderat. Didalam video dengan durasi singkat kurang lebih 5 menit itu Ustadz Firanda mengatakan : "Islam wasathiyah (moderat) adalah Islam yang Shoheh sesuai Al-Qur'an dan Sunnah, semua yang diajarkan Nabi SAW dengan pemahaman yang shohih itu adalah Islam Wasathiyah".
Didalam ceramahnya itu terdengar sangat jelas pemaparan beliau dan bisa saya simpulkan, bahwa sikap moderat atau dalam Bahasa Arab Wasathiyah ialah sikap yang sesuai dengan al-qur'an dan sunnah dengan pengaplikasiannya ada pada tengah-tengah/pertengahan. Ustadz Firanda menekankan bahwasanya Islam pasti tengah , tidak ada yang namanya islam ekstrem atau tidak ekstrem. Adapun orang yang menganggap islam berlebihan itu ialah pendapat personal (seorang). Seperti orang-orang barat yang menganggap islam terlalu berlebihan atau terlalu ekstrem saat menerapkan hukum "Qisos" misalnya. Dalam islam kalo ada yang mencuri dia akan dipotong tangannya, kalo ada yang membunuh dia pasti dihukum dengan dibunuh pula. Kesemua itu dianggap berlebihan atau sadis oleh orang barat. Nah, coba kita lihat sekarang, orang yang melakukan kesalahan atau dosa sebesar apapun apabila ia seorang yang kaya raya, ia tebus kesalahan tersebut dengan uang, adil kah para sahabat?? Tidak bukan. Pasti disini ada yang sangat tidak diadili. Tapi tetap orang-orang liberal tidak menggubris pada hukum-hukum Islam yang sebenarnya apabila diterapkan maka kehidupan akan terjaga.
Di akhir video, Ustadz Firanda mengemukakan : "Adapun orang yang salah praktik atau salah paham ya itu kesalahan person (seorang) bukan syariatnya. Kalau syariatnya pasti moderat" tuturnya. Jadi para sahabat, disini peran ummat islam yang menjadi sasarannya. Bagaimana ia bisa menerapkan sikap moderat yang sesuai dengan syariat islam. Apabila dia menyimpang dari ajaran-ajaran islam yang telah ada artinya dia belum atau tidak moderat. Didalam sikap moderat (wasathiyah) atau sikap pertengahan ini para ulama selalu mengacu pada surat Al-baqarah ayat 143 :
"Demikian pula kami telah menjadikan kamu (ummat islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu"
Didalam video youtube Habib Husen Ja'far Al Hadad mengemukakan penjelasan pula tentang Islam moderat. Menurutnya didalam surat Al-baqarah ayat 143 itu paling tidak ada tiga poin penting ialah, Ummatan (umat), ja'ala (menjadikan), wasathan (moderat/pertengahan). Dalam kata Ummatan Habib Husein memberikan penjelasan bahwa agama islam sudah beres maksudnya sudah atau pasti moderat, namun menjadi masalahnya ialah ummatnya yang belum moderat atau tidak menjalankan syariat Islam dengan baik. Lalu kata ja'ala (menjadikan) artinya harus ada upaya untuk menjadikan sesuatu. Nah seorang ummatlah yang mesti mengupayakannya.
"Moderasi adalah potensi yang diberikan Allah melalui agama islam yang harus diaktualisasikan melalui Upaya moderasi beragama. " tuturnya. Selanjutnya kata wassathan (Pertengahan) ialah sikap yang tidak berlebihan, karena Allah sendiri tidak suka pada sesuatu yang berlebihan.
"Umat yang tengah ialah ummat yang berpihak pada yang benar dan menjauhi yang salah. Tetapi wasathiyah ini tidak membiarkan pihak yang salah, justru menasihati dengan nasihat yang baik. " lanjutnya
Disini sudah jelas sahabat, bahwa islam sudah pasti moderat. yang belum itu ialah ummatnya. Kebanyakan Umat islam yang tidak moderat bisa jadi karena dia tidak mengupayakan hal itu. Adapun para ulama yang memiliki sikap islam moderat, seperti K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Tokoh agama dan nasional yang memperjuangkan nilai-nilai humanisme dan keselarasan antara nilai agama dan kemanusiaan. Gus Dur juga percaya bahwa Islam adalah agama yang meletakkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai fondasinya, lalu ada Syeikh Nawawi Al-Bantani, ulama yang memiliki pemikiran moderat. Dan sebenarnya masih banyak lagi para ulama Islama terkemuka yang menerapkan sikap islam moderat ini menjadi harapan dan cita-cita penting seluruh ummat muslim.
Apakah kita yang terlahir di Indonesia dengan rata-rata mayoritas penduduknya orang-orang Islam, sudah memiliki sikap Islam moderat? Tentu sudah. Bahkan para ulama dunia mengakui bahwa Indonesia mampu praktikan islam yang moderat yang berhasil mengelola perbedaan ditengah masyarakatnya yang berbeda-beda. Bahkan Indonesia kedatangan Majelis Hukama Al-Muslimin yang ingin belajar Islam yang toleran. Hal ini dibuktikan pula dengan pernyataan K.H. Ma'ruf Amin bahwasanya mereka datang ke Indonesia bukan mau memberikan Pelajaran, melainkan ingin mempelajari islam yang toleran yang sudah diakui oleh Indonesia. Nah, Adapun toleran atau tidaknya, sesuai syariat atau tidaknya kembali pada umatnya. Betulkah dia pantas disebut moderat pada hukum yang jelas-jelas mutlak moderat? Itulah penilaian tersendiri antar ummat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H