Lihat ke Halaman Asli

Film Horor Wanalathi, Angkat Keangkeran Hutan di Gorontalo

Diperbarui: 2 Agustus 2022   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benny Rumambie, Produser Wanalathi (Foto by Kicky)

Film bergenre horor di Indonesia memiliki pasar yang cukup loyal. Dasar itu pula yang membuat Dwisetyo Production Gorontalo memproduksi film bergenre drama-horor berjudul "Wanalathi". 

Dari judulnya saja kita bisa merasakan sensasi seramnya, Wanalathi sendiri berarti hutan setan.

Film ini mengisahkan 8 anak muda yaitu, Akbar, Jessica, Nina, Arini, Gery, Rara, Hanna dan Ical saat liburan di hutan. Film horor yang mengambil setting hutan sebagai tempat yang angker rasanya sudah banyak. Di Indonesia ada Jelangkung (2001), Modus Anomali (2012), Alas Pati (2018) dan sederet film lainnya.  

Tidak jauh beda dengan film horor barat yang kerap mengambil keangkeran dan misteri hutan, sebut saja The Blair Witch Project (1999), The Forest (2016), dan yang sangat fenomenal The Cabin in The Woods (2012).

Oke, balik ke alur cerita film "Wanalathi", delapan pemuda ini sangat menikmati liburan mereka di hutan tropis. Suasana alam yang nyaman ditambah berlibur bersama rekan memang mengasikkan. oleh karena itu mereka tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya bahaya sedang mengintai dan mengancam nyawa mereka.

Untuk mendukung suasana film ini Dwisetyo Production Gorontalo mencari hutan bersuasana angker, terlebih karena memang lokasi syutingnya jarang didatangi manusia. 

"Lokasi pengambilan Walanathi memang seram dan bikin merinding, jauh dari peradaban manusia. Tapi masih ada suku asli pedalaman yang tinggal disana, " ungkap produser film Wanalathi, Benny Rumambie.

Namun, terlepas dari masalah seram film ini juga mengangkat local wisdom sebuah daerah di pinggiran Gorontalo. Walanathi tak sekedar menjadi sebuah tontonan menghibur, film ini pun juga padat pesan dalam kemasan drama yang diusung oleh sutradara muda Tobrani.

Ide cerita Wanalathi sendiri berasal dari visual imajiner Ayu Rumambie (putri dari Benny Rumambie), yang kerap bercengkrama dengan "teman" gaibnya. Saat itu Ayu menggambarkan bunga teratai biru yang ia lihat di alam imajinernya. 

"Anak saya memang punya kelebihan itu, dari kecil ia punya 'teman ghaib'. Kalau sedang sendiri ia bisa asik bermain dengan mereka," papar Benny.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline