Lihat ke Halaman Asli

Enyahkan Kamu dan Aku

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa harus ada istilah kamu dan aku,
Bila saat bergumul, peluh kita berwarna senada dengan liur yang tertukar.
Apakah pembatasan kamu aku sangat tinggi kastanya, untuk sebuah kebersamaan.
Bagiku, -lelaki yang tumbuh dari liarnya hutan kamboja.-
Kamu dan aku hanyalah nampak seperti gelar kebangsawanan.
Yang sewaktu waktu bisa di tanggalkan.
Ketika kamu mulai tak puas oleh setiap cecapan lidahku,
Dan ketika aku, mulai mendengar derit aneh dari sela-sela kakimu.
Apa pentingnya mempersoalkan aku dan kamu,
Bila pada ahkirnya birahi lebih berkuasa atas kisah ini.
Tak ada yang berlaku,
Dan jagalah agar tak terjadi.
Biarkan aku terus mencecap langit langit bibirmu,
Dan menciptakan relief tersendiri di dindingnya.
Tak ada kamu aku.
Tak ada kita.
Hanya KAMI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline