Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Membangun Optimisme Bersama Patrick Kluivert Menuju Piala Dunia 2026

Diperbarui: 9 Januari 2025   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patrick Kluivert, pelatih timnas Indonesia. (Sumbet: dok. PSSI)

" Pelatih baru, harapan baru, target baru "

Ternyata kabar pemecatan Shin Tae yong (STY) sebagai pelatih timnas Indonesia bukan sekedar isu belaka. PSSI secara resmi telah memutus kontrak pelatih asal Korea Selatan tersebut yang sedianya hingga tahun 2027 dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pengganti.

Kabar pemilihan nama Kluivert ini sendiri merupakan sebuah kejutan. Pasalnya nama pelatih berusia 48 tahun ini sebelumnya tak pernah disebut. Selain itu Kluivert sendiri juga belum punya catatan mentereng dalam karir kepelatihannya, baik sebagai pelatih klub maupun timnas. Tak pelak sejumlah pertenyaan pun menyeruak di benak para pencinta sepak bola tanah air. " Ada apa dibalik penunjukan Patrick Kluivert ? "

Sebagai catatan, di level timnas, Kluivert pernah bertugas sebagai pelatih timnas Curacao dengan catatan 4 kemenangan, 6 kekalahan dan 4 hasil seri. Bukan hasil yang buruk, tapi bukan pula hasil yang bisa dibanggakan. Sementara posisi terakhirnya adalah sebagai pelatih klub Turki, Adana Demirspor, dimana mereka sepakat mengakhiri kerja sama pada Desember tahun lalu.

Sejumlah keraguan pun muncul dibalik pemilihan Kluivert sebagai nakhoda baru timnas ini. Apalagi ketika melihat statistik kepelatihannya yang terkesan biasa-biasa saja. Meski demikian, PSSI tentunya tak asal mengambil keputusan. Ada target-target yang ingin dipenuhi yang nantinya bisa membawa timnas ke arah lebih baik.

Apa saja target-target tersebut ?

1. Meningkatkan konsolidasi tim

Meski terlihat baik-baik saja, ada satu masalah besar yang menjadi tantangan dalam konsolidasi tim selama ini. Yakni, faktor STY yang tak mampu berkomunikasi selain dalam bahasa Korea. Padahal para anak asuhnya khususnya para pemain utama, bukanlah pengguna bahasa Korea. Situasi ini kemudian melahirkan banyak kendala dalam konsolodasi tim.

Ya, kendala bahasa seringkali membuat apa perkataan yang dimaksudkan STY tidak tersampaikan dengan baik. Selain itu kendala bahasa juga bisa menimbulkan salah paham yang berpotensi membawa keretakan dalam tim.

Hal-hal seperti ini tentu lebih baik untuk cepat-cepst diantisipasi. Karena itu dengan kehadiran Kluivert yang nota bene juga merupakan penutur bahasa Belanda, maka kendala bahasa bukan lagi menjadi permasalahan dan konsolidasi tim dapat berjalan lebih kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline