" Timang-timang anakku sayang
Buah hati ayahanda seorang
Jangan marah dan jangan merajuk sayang
Tenanglah dikau dalam buaian "
Suara Bang Amat Amigos terdengar merdu menyanyikan lagu Timang-timang dalam sebuah video youtube di ponselku. Aku pun mengeraskan volume suara ponselku agar bisa mendengarkannya dengan lebih syahdu.
" Kenapa Abang amat menyukai lagu ini,?" tanya Sherly yang sejak tadi hanya diam memperhatikanku.
" Karena Mak amat menyukai lagu ini, " jawabku singkat.
Sherly tampak diam, tak bereaksi mendengar jawabanku. Tapi dari raut wajahnya terlihat dirinya belum puas dengan jawabanku dan masih menyimpan banyak pertanyaan yang akan ditanyakan.
" Begini, Sher, " aku melanjutkan cerita.
" Seperti halnya Mak, Abang juga menyukai lagu ini. Namun bagi Abang lagu ini lebih dari sekedar lagu yang terdengar merdu di telinga. Tapi juga sebagai perlambang cinta kasih orang tua, khususnya Mak, pada Bang Amat sebagai anak laki-lakinya."
" Wah, pasti sosok Mak amat spesial bagi Abang, Sherly mencoba menimpali.
" Oh, tentu. Mak adalah sosok wanita yang tak pernah putus memberikan kasih sayangnya. Seperti mata air yang tak pernah kering airnya, Kasih sayang Mak pada anak-anaknya, Abang dan kedua kakak perempuan Abang, selalu dicurahkannya dan tanpa berharap balasan sama sekali. "
" Mak adalah contoh perempuan yang berhati lembut, penuh kasih sayang. Mak tak pernah berkata kasar, suaranya lembut. "