Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Skenario Gagal Hansi Flick dan Error dalam Kekalahan Perdana Barcelona

Diperbarui: 29 September 2024   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reaksi kecewa pemain Barcelona saat dikalahkan Osasuna pada pekan kedelapan La Liga 2024/2025. (Vincent West/Reuters/cnnindonesia.com)


Skenario gagal Hansi Flick berujung petaka. Barcelona harus menelan kekalahan perdana usai tunduk 2-4 dari Osasuna pada pekan kedelapan La Liga 2024/2025 hari Minggu, 29 September 2024.

Kekalahan ini terasa menyesakkan mengingat Barcelona tampil dominan pada laga ini. Selain itu kondisi tim yang sedang on fire dengan catatan tujuh kemenangan beruntun di tujuh laga awal La Liga sebelumnya membuat kekalahan ini seolah sulit diterima.

Ya, diluar dugaan Osasuna yang bermain pasif dengan hanya mencatatkan 25 persen penguasaan bola dan lima peluang on target sukses menyarangkan empat gol ke gawang Barcelona yang kembali digawangi Inaki Pena. Tiga pemain , Ante Budimir (dua kali ), Bryan Zaragoza  dan Abel Brerones mencatatkan nama mereka di papan skor sebagai pencetak gol bagi Osasuna. Sebaliknya Barcelona  hanya mampu menyarangkan dua gol lewat Pau Victor dan Lamine Yamal.

Ada apa dengan Barcelona ?

Ada tiga fakta penting yang perlu dicermati sehubungan dengan kekalahan mengejutkan Barcelona ini.

1. Kegagalan strategi rotasi Hansi Flick

Alih-alih memberikan hasil positif, strategi rotasi yang dilakukan Flick dengan mengistirahatkan lebih dari setengah pemain utamanya ternyata berdampak pada ritme permainan tim yang kurang berkembang dan sulit menciptakan gol.

Ya, pelatih Flick  memainkan sejumlah pemain lapis kedua dalam laga melawan Osasuna ini. Ada nama Pau Victor dan Ferran Torres di lini serang sebagai pengganti bagi Rapinha dan Lamine Yamal di lini depan. Pablo Torre di sektor gelandang dan juga Gerard Martin dan Sergi Dominguez di barisan belakang. Mayoritas dari mereka merupakan pemain muda yang jarang mendapatkan menit bermain.

Penurunan kinerja yang cukup kentara dapat kita lihat dari kurang maksimalnya performa lini serang yang biasa ditempati trio Rapinha, Robert Lewandowski dan Lamine Yamal. Ketidakhadiran Rapinha dan Yamal secara bersamaan dan hanya menyisakan Lewandowski di area depan berdampak pada lemahnya kinerja para penyerang.

Ya, serangan yang dibangun Barcelona terlihar kurang agresif. Duo Pau Victor dan Ferran Torres yang turun mengisi posisi sayap kanan dan kiri ternyata masih belum mampu menyamai kinerja, Rapinha dan Lamine Yamal, dua pemain yang mereka gantikan. Baik dalam mengobrak abrik pertahanan lawan, maupun untuk menghadirkan operan-operan cantik yang siap dikonversi Lewandowski menjadi sebuah gol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline