Penyelenggaraan PON Aceh Sumut 2024 menyisakan sejumlah catatan. Beberapa catatan di antaranya perlu untuk dicermati sebagai bahan evaluasi dan upaya mengembalikan spirit dari pesta olahraga ini yang seolah makin berkurang pengaruhnya.
Seperti banyak diberitakan sebelumnya bahwa PON ke-21 ini tak lepas dari kontroversi. Beberapa kericuhan mewarnai pelaksanaan PON 2024 kali ini. Di antaranya di cabang sepak bola saat keseblasan Aceh bertemu Sulawesi Tengah serta kisruh di final cabang tinju yang mempertemukan petinju Sumut dan Lampung. Terjadinya berbagai kegaduhan ini dinilai telah mencederai semangat yang dibawa PON itu sendiri.
Sebagai sebuah pesta olahraga, PON sejatinya mengusung tiga misi penting:
1. Ajang pertemuan dan sarana mempetkuat persatuan di antara sesama insan olahraga tanah air.
Pekan Olahraga Nasional atau PON mempertemukan para pelaku olahraga dalam negeri. Lewat ajang ini para insan bisa bereuni, berbagi cerita dan pengalaman sekaligus memperkuat persatuan di antara mereka.
2. Ajang pencarian bibit-bibit potensial
Tak sekadar untuk memperebutkan medali, penyelenggaraan PON juga merupakan panggung unjuk gigi bagi atlet-atlet muda dari berbagai daerah. Ya, lewat PON nantinya diharapkan bisa menghasilkan bibit-bibit potensial yang akan mewakili Indonesia di kancah internasional.
3. Ajang evaluasi pembinaan atlet
Sebagai event olahraga terbesar tanah air, penyelenggaraan PON juga bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembinaan olahraga di berbagai daerah sekaligus mengevaluasi sejumlah kekurangan yang ditemukan.