Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Memutus Dendam Kesumat, Menyambung Cinta Kasih

Diperbarui: 30 Juni 2024   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menyambung cinta kasih. (Thinkstock/kompas.com)

" Jika kamu pernah dipatahkan, tapi kamu masih bersikap baik, maka kamu pantas mendapatkan cinta yang lebih dalam dari samudra " (Najib Mahfudz)

Cerita kehidupan tak selalu menyajikan kisah-kisah manis dan romantis. Tapi juga ada kisah-kisah penuh rasa pahit dan getir. Ada kisah tentang cinta dan kasih. Ada pula kenangan yang membawa perkara dendam kesumat.

Sebagai manusia kita tentu berharap kisah-kisah yang bakal kita jalani adalah kisah-kisah manis yang menyenangkan hati. Tapi, terkadang kita tak bisa mengelak dari hal-hal buruk yang sering mendera berupa perlakuan tidak menyenangkan yang dilakukan seseorang terhadap kita. Sesuatu yang kemudian menimbulkan sakit hati dan rasa benci.

Penghinaan, pengkhianatan, caci maki, tindakan sewenang-wenang, dan kurangnya penghargaan terhadap seseorang merupakan hal yang jamak kita temui dalam keseharian. Hal yang kemudian akan melahirkan rasa sakit di hati. Dan rasa sakit itu bila terakumulasi nantinya bisa berubah menjadi dendam kesumat.

Rasa dendam pada dasarnya adalah manifestasi dari segala bentuk kemarahan. Baik yang berupa sakit hati, rasa kesal maupun sedih. Rasa ini muncul sebagai bentuk ketidakpuasan atas perlakuan tidak menyenangkan yang diterima dan timbul keinginan untuk membalaskannya.

Perlu diketahui bahwa dendam biasanya datang ketika seseorang berfikir hanya dengan memperturutkan emosinya saja, tidak melibatkan nurani. Padahal dalam bersikap, kita perlu melibatkan keduanya, baik emosi maupun nurani.

Karena itu, meskipun dendam itu sifatnya manusiawi namun bukanlah tindakan yang dapat dibenarkan.

Ya, bagi seseorang yang bijaksana, dendam bukanlah sesuatu yang patut untuk dipelihara ataupun dilampiaskan. Melainkan harus segera dimusnahkan secepat mungkin. Dan selanjutnya, segala dendam itu diganti dengan rasa cinta dan kasih kepada sesama insan.

Pertanyaannya, mungkinkah kita mampu mengubah perasaan dendam menjadi limpahan cinta dan kasih sayang ?

Jawabannya, tentu saja bisa. Yang penting, ada keinginan kuat untuk menjalankannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal mengubah dendam menjadi cinta dan kasih sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline