Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Puasa Ramadan dan Pembelajaran terhadap Arti Rasa Syukur

Diperbarui: 11 Maret 2024   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bersyukur. Foto : Getty Images/Kikujiarm/detik.com

" Tiada yang lebih membahagiakan selain melewatkan hari-hari dengan penuh rasa syukur "

" Sudahkah Anda bersyukur hari ini ?"

Bersyukur, kata yang satu ini sering kita dengar ataupun ucapkan. Tapi sudah mampukah kita memahami maknanya ? Sudahkah kita menjadikannya sebagai bagian dari hidup kita ?

Bersyukur, secara bahasa kata yang satu ini bermakna berterima kasih. Namun bila diperluas lagi bersyukur dapat diartikan sebagai pengakuan dan rasa terima kasih atas segala pemberian ALLAH.

Pengakuan artinya kita mengakui dengan sepenuh hati bahwa segala nikmat yang kita dapatkan di dunia ini semata-mata berasal dari pemberian ALLAH. Sebuah bentuk kasih sayang Sang Pencipta pada kita sebagai makhluknya.

Sedangkan berterima kasih bermakna memberi apresiasi pada setiap nikmat yang telah dianugerahkan pada kita. Yakni dengan merasa reda dan bahagia atas segala pemberian ALLAH, mengucapkan Alhamdulillah, mempergunakan nikmat dengan semestinya dan patuh serta tunduk pada semua perintah ALLAH.

Ibadah puasa yang diwajibkan di bulan Ramadan ini tidak hanya bermakna sebagai sebagai sebuah perintah ALLAH yang mesti ditunaikan, tetapi juga merupakan sarana bagi kita untuk belajar lebih banyak lagi tentang sebuah rasa syukur.

Ada tiga poin yang diajarkan puasa Ramadan sebagai bentuk manifestasi dari pembelajaran terhadap rasa syukur

1. Betapa selama ini kita telah dianugerahi nikmat yang luar biasa banyak oleh ALLAH

Sebagai manusia, tak jarang kita kehilangan rasa syukur. Meskipun nikmat yang kita terima sudah berlimpah-limpah, namun tetap saja sering muncul rasa tidak puas di dalam hati. Maka puasa Ramadan kemudian datang untuk mengingatkan kita bahwa sejatinya kita mendapatkan limpahan nikmat yang banyak sekali dari ALLAH.

Ya, ketika menjalankan ibadah puasa, baru kita bisa merasakan betapa berharganya sepiring nasi yang mampu mengobati rasa lapar dan segelas air yang berguna untuk menghilangkan rasa haus. Rasa lapar dan haus yang kita rasakan di siang hari telah menuntun kita untuk menyadari bahwa sepiring nasi dan segelas air yang kita anggap biasa saja itu pada hakikatnya bernilai luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline