Pemilu 2024 sudah di depan mata. Kurang dari sekitar seminggu lagi waktu tersisa. Ada satu hal yang perlu kita jaga, yaitu kewarasan.
Kewarasan, ya menjaga kewarasan menjadi sebuah keharusan. Kenapa begitu ? Ya, karena ada potensi ketidakwarasan di masyarakat.
Disadari atau tidak, persaingan diantara para kontestan pemilu dalam merebut simpati masyarakat pada pemilu 14 Februari 2024 nanti cukup ketat dan menimbulkan gejolak masyarakat. Khususnya dalam pemilu presiden.
Ya, situasinya terasa tegang dan runyam. Dan bila dibiarkan, berpotensi menimbulkan beberapa gejala ketidakwarasan di masyarakat.
Ada beberapa potensi ketidakwarasan yang patut diwaspadai saat menjelang dan sesudah pemilu nanti.
1. Euforia berlebihan
Ya, euforia berlebihan di kalangan individu dan kelompok masyarakat merupakan peristiwa terkini yang banyak terjadi. Rasa kagum pada salah satu peserta pemilu dan antusiasme kuat agar kandidat pilihannya muncul sebagai pemenang telah membuat mereka larut dalam euforia.
Indikasinya tampak jelas. Mereka tiba-tiba saja bersemangat sekali membahas soal pemilu. Tak lupa disertai ajakan memilih calon pilihan mereka tentunya.
Ya, inti pembicaraan mereka biasanya tak jauh-jauh dari kultus individu dan pembenaran secara berlebihan terhadap calon pilihan mereka. Pokoknya, apa yang dilakukan calon pilihannya harus dianggap benar. Tak boleh dikritik atau dikatakan tidak pantas.
Mereka berbicara layaknya seorang buzzer, padahal sejatinya mereka bukan siapa-siapa. Ya, buzzer bukan, tim sukses juga bukan. Dan mereka rela melakukan itu semua hanya demi sebuah pengakuan bahwa mereka banyak tahu dan ingin dianggap orang penting.