Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Rendang, Privilese Sebuah Makanan

Diperbarui: 27 November 2023   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rendang Padang. Foto : Prayogi/ republika.co.id

Rendang, mendengarkan namanya saja sudah menerbitkan selera apalagi kalau disuguhkan di depan mata. Ya, makanan khas orang Minang ini adalah sebuah fenomena.

Sebagai sebuah makanan, rendang sudah melegenda dan sangat terkenal di seantero Nusantara dan bahkan juga dunia. Tak salah kalau orang-orang menyematkan status privilese pada rendang.

Bagi orang Minang, rendang itu lebih dari sekedar sebuah kuliner. Namun merupakan bagian dari budaya, tradisi dan menjadi sebuah kebanggaan. Karena itu, rendang menjadi makanan wajib di setiap acara pesta maupun upacara adat.

Orang Minang sendiri lebih familiar menyebut rendang dengan kata randang. Berasal dari kata marandang yang artinya memasak makanan bersantan dalam waktu lama hingga mengering dan habis kandungan airnya.

Ada sebuah cerita menarik yang penulis alami berkaitan dengan rendang. Kala itu penulis berkenalan dengan seorang pemuda Jepang di kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Dan singkat cerita, pemuda Jepang ini minta diantarkan ke restoran yang menyajikan makanan khas Indonesia. Tanpa pikir panjang, penulis pun mengajaknya ke sebuah restoran terkenal di kota itu.

Setelah semua hidangan tersaji, penulis pun memberi tahu turis tersebut perihal rendang sebagai makanan khas yang patut untuk dicicipinya. Tanpa ragu, pemuda Jepang itupun segera mencobanya. 

Sepotong, dua potong, terlihat anak muda itu sangat menikmati makanan yang pertama kali dinikmatinya ini. Dan tanpa terasa satu piring rendang pun habis disantapnya tanpa tersisa.

" Oishii," kata pemuda itu menyatakan betapa nikmatnya rendang.

Tentang sejarah rendang sendiri, tak ada catatan tertulis yang mencatatnya. Namun, kuliner berbahan dasar daging ini diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-16. 

Sebuah sumber yang bisa menjadi rujukan berasal dari catatan Kolonel Stuers, seorang anggota militer Belanda yang pernah bertugas di Padang dan juga seorang penulis sastra dan kuliner, tahun 1827. Dalam catatannya, Kolonel Stuers menuliskan tentang makanan  yang dihitamkan dan dihanguskan. Sebuah penggambaran yang diperkirakan adalah rendang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline