Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Lamine Yamal, Antara Romantisme tentang Lionel Messi, dan Harapan Kebangkitan Barcelona

Diperbarui: 10 Agustus 2023   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lamine Yamal, pemain muda Barcelona. Foto : Josep Lago/ AFP/kompas.com

Patah tumbuh , hilang berganti. Ketika seorang pemain bintang pergi, akan muncul bintang baru sebagai pengganti. Demikianlah Barcelona, klub yang tak pernah absen melahirkan bakat-bakat muda potensial.

Dua dekade lalu Barcelona dianugerahi keberkahan luar biasa. Mereka mendapatkan Lionel Messi, pemain belia asal Argentina dengan talenta mengagumkan. Messi hadir sebagai permata dan kemudian bertransformasi menjadi dewa sepak bola dunia.

Barcelona sangat beruntung. Kehadiran Messi tak hanya meningkatkan gairah sepak bola Barcelona. Tapi juga mampu mengangkat Barcelona ke level permainan tertinggi.

Sejak melakukan debutnya bersama tim senior pada tahun 2004 lalu, pemain yang 16 musim bermain untuk Barcelona ini telah mempersembahkan 35 trofi untuk tim terbaiknya ini. Ya, Barcelona berhutang banyak pada Messi.

Namun perjalanan waktu tak bisa dihentikan. Ada waktunya ketika kisah Messi harus berakhir. Dan semua itu terjadi tahun 2021 lalu.

Ya, dua tahun lalu dunia dibuat gempar. Messi dengan sangat terpaksa sekali harus meninggalkan Barcelona, klub yang selama ini diangkatnya dan amat dicintainya. Krisis finansial klub menjadi alasannya.

Peristiwa ini tentu saja amat disesalkan harus terjadi. Maklum, Messi adalah segalanya bagi Barcelona. Dan Barcelona sebenarnya belum siap untuk kehilangan dirinya. Tapi apalah daya mereka, takdir tetap tak bisa dirubah.

Dan takdir pun merubah kisah Barcelona. Mereka dipaksa harus belajar untuk tetap eksis meski tanpa Messi. Ini bukan sesuatu yang mudah bagi tim yang waktu itu tak hanya dilanda krisis finansial, tapi juga krisis pemain.

Meski Messi sudah tak lagi bersama mereka, namun kenangan  Barcelona akan Messi tenti saja tetap ada. Kenangan yang kemudian berganti menjadi kerinduan. Ya, Barcelona memimpikan saat-saat indah ketika masih bergandengan tangan dengan Messi.

Kerinduan itu makin membuncah dan tak bisa ditahan lagi. Apalagi mereka juga dilanda krisis prestasi ketika disalip Real Madrid di ajang La Liga serta terlempar lebih awal di ajang Liga Champions. Maka mau tak mau mereka harus mencari sosok pengganti guna mengobati kerinduan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline