Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Ramadan, Amal Saleh dan Nenek Pemungut Daun

Diperbarui: 10 April 2023   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang nenek menyapu daun-daun kering. Foto: Rinto Heksantoro/detik.com

Betapa banyak amal kecil bernilai besar karena niat. Betapa sering amal besar bernilai kecil karena niat.

( Abdullah bin Mubarak )

Ramadan merupakan saat yang tepat untuk memperbanyak amal saleh. Siapapun Anda, apakah anak kecil, seorang remaja, orang dewasa, termasuk kakek dan nenek sekalipun hendaknya mengisi Ramadan dengan amal saleh. Nah, sudahkah Anda melakukan amal saleh hari ini ?

Amal saleh sering juga disebut ibadah. Yakni perbuatan baik yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam mendekatkan diri pada ALLAH swt. Amal saleh merupakan sesuatu yang harus dilakukan guna mencapai kesempurnaan hidup.

Ya, beramal saleh adalah kewajiban yang mesti kita tunaikan dalam hidup ini. Dalam setiap tarikan nafas yang kita jalani di dunia ini seharusnya diisi dengan beramal saleh. Pertanyaannya adalah seberapa besar kemampuan kita memaksimalkan jatah waktu yang diberikan ALLAH pada kita.

Terkadang kita merasa berat untuk melakukan amal saleh. Kurang ilmu, kurang waktu, tak tahu bagaimana caranya, sering menjadi alasan mengapa kita meninggalkan amal saleh. Ditambah lagi rasa malas yang terus menggoda membuat hari-hari kita berlalu begitu saja tanpa beramal saleh.

Apakah memang sebegitu susahnya untuk beramal saleh tersebut ? Apakah alasan kurang waktu atau kurang ilmu itu bisa diterima sebagai pembenaran ?

Seharusnya tidak. Kita jangan pasrah pada keadaan. Kisah nenek pengumpul daun yang ditulis Jalaluddin Rakhmat dalam buku Rindu Rasul memberi kita pelajaran bahwa meski dalam keterbatasan, kita tetap punya kesempatan melakulan amal saleh.

Dikisahkan dahulu di pulau Madura, ada seorang nenek yang rajin mengumpulkan daun-daun yang berserakan di halaman masjid. Pekerjaan itu dilakukannya tiap hari selepas shalat zuhur dan melakukan wirid di masjid tersebut.

Para jamaah merasa iba dengan apa yang dilakukan nenek tersebut. Takmir masjid kemudian memutuskan membersihkan halaman masjid sebelum nenek tersebut datang ke masjid.

Mengetahui halaman masjid sudah bersih, nenek tersebut justru merasa sedih. Beliau menangis dan meminta kepada jamaah agar memberi kesempatan pada dirinya untuk membersihkan daun-daun yang berserakan di halama masjid tersebut.

Apa yang dilakukan sang nenek ini tentu saja menimbulkan pertanyaan bagi para jamaah. Hingga akhirnya seorang kyai menanyakan langsung kenapa nenek tersebut bersemangat sekali memunguti daun-daun yang berserakan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline