Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Mimpi Buruk dan Jalan Cerita yang Tak Berakhir Sama bagi Atletico Madrid

Diperbarui: 2 November 2022   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan FC Porto.vs Atletico Madrid. Foto : Miguel Riopa/Getty Images/AFP/ detik.com

Skenario yang dijalankan mungkin saja sama, tapi akhir dari cerita belum tentu sama pula. Ketika cerita pertama berakhir bahagia, cerita kedua bisa saja berujung kecewa. Situasi seperti ini setidaknya menggambarkan perjalanan awal Atletico Madrid dalam dua musim terakhir Liga Champions.

Ya, seperti halnya dengan musim.lalu, Atletico Madrid kembali bersua dengan FC Porto di pertandingan terakhir penyisihan grup. Pertandingan terakhir ini menjadi penting bagi Atletico guna mendapatkan kepastian nasib mereka selanjutnya.

Tahun lalu nasib baik berpihak pada Atletico. Pada laga terakhir menghadapi Porto , tim berjuluk Los Colchoneros ini unggul 3-1 dan memastikan langkah mereka lolos dari penyisihan grup dengan status runner up.

Sayang, cerita indah tersebut tidak berulang. Menghadapi musuh yang sama  di stadion Dragao pada Selasa, 1 November 2022, tim asal Spanyol ini harus takluk 1-2. Hasil negatif ini menjadi mimpi buruk bagi mereka.

Ya, Atletico tak hanya kehilangan tiga poin, tapi juga kehilangan kesempatan untuk terus bermain di kompetisi Eropa. Mereka terdampar di dasar klasemen dengan poin 5 dan otomatis tersingkir dari liga Champions maupun Europa League.

Mehdi Taremi mengawali mimpi buruk Atletico ketika laga baru berjalan lima menit. Berawal dari tembakan Evanilson dari dalam kotak pinalti yang sepertinya akan melebar. Namun Taremi dengan sigap menyambar bola yang bergulir sehingga bersarang di sisi kanan gawang Atetico.

Pada menit 24 Stephen Eustaquio menambah penderitaan Atletico. Ya, Porto menambah keunggulannya lewat tendangan ke pojok kanan gawang Atletico setelah mendapat umpan tarik dari Wenderson Galeno.

Tim asuhan Diego Simeone ini tampil buruk di partai pamungkas mereka ini. Mereka kesulitan mengembangkan permainan, terutama di babak pertama. Lini tengah yang lemah dan buruknya koordinasi lini belakang membuat mereka kewalahan.

Mengandalkan Mehdi Taremi sebagai penyerang tengah yang didukung dua pemain asal Brasil, Evanilson dan Wenderson Galeno sebagai sayap, Porto bermain leluasa dan sukses menciptakan sejumlah peluang. Beruntung kiper Atletico, Jan Oblak tampil gemilang sehingga hanya dua kali kebobolan.

Sebaliknya Atletico yang dimotori Antoine Griezmann dan Joao Felix tampak kesulitan. Mereka sempat mendapat peluang dari Rodrygo de Paul dan Joao Felix, namun gagal diselesaikan. Sementara gol Griezmann di menit 70 dianulir wasit karna ada pelanggaran pada Galeno sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline