Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Gareth Bale Menjawab Tuduhan Parasit

Diperbarui: 26 Maret 2022   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapten timnas Wales Gareth Bale.Foto:Peter Powell/EPA

"Ini menjijikkan,mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri.Saya tidak terpengaruh"  (Gareth Bale,pemain Real Madrid)

Lebih dari satu dekade silam,sosok Gareth Bale mengundang decak kagum para penggemar bola,khususnya Liga Inggris.Pemain yang bermain sebagai sayap Tottenham Hotspur ini dengan indah memamerkan keahliannya dalam hal  keterampilan dribble bola,kemampuan melepaskan umpan panjang serta kecepatan larinya yang diatas rata-rata.

Berkat skillnya yang istimewa itu,klub raksasa Spanyol,Real Madrid jadi kepincut.Pada musim 2013/2014 Madrid resmi menjadikannya pemain termahal saat itu.Bale dibeli dengah harga 85 juta poundsterling.

Kepindahan Bale ke tanah Spanyol tidak sia-sia.Bale menemukan rekan bermain yang sesuai.Ada Cristiano Ronaldo,ada pula Karim Benzema.Mereka bertiga bergabung membentuk trio BBC.Trio penyerang ini amat ditakuti masa itu.

Bale menjalani puncak karirnya bersama Madrid.Bersama tim terbesar Spanyol itu,Bale sukses memenangkan banyak trofi.Baik dalam ranah domestik,yakni juara La Liga dan Copa del Rey,maupun kompetisi antar klub antar negara seperti Liga Champions dan Piala Dunia Antar Klub.Tercatat 14 trofi sudah dimenangkan Bale bersama Madrid 

Yang paling fenomenal tentu saja raihan empat Piala Champions dalam lima tahun.Tiga diantaranya dimenangkan secara berturut-turut.Tepatnya keempat trofi itu dimenangkan pada tahun 2014,2016,2017,dan 2018.

Ya,Liga Champions merupakan kompetisi spesial bagi karir Bale.Pemain asal Cardiff ini sukses selalu mencatatkan namanya di papan skor dalam dua kali final.Yakni satu gol dalam kemenangan 4-1 atas Atletico Madrid tahun 2014.Dan dua gol saat Madrid membekap Liverpool 3-1 pada 2018.Selain itu,Bale juga sukses menjadi algojo pada final  yang diselesaikan lewat adu pinalti tahun 2016 dengan mengalahkan Atletico Madrid.

Meski terbilang cukup sukses,ada satu persoalan serius yang menghantui Bale selama karienya bersama klub dengan rekor terbanyak Piala Champions itu.Bale sering menderita cedera yang menjadikan kontribusinya dari tiap pertandingan tidak maksimal.Dan secara perlahan pamornya ikut menurun.

Bale kemudian mulai kehilangan posisi sejak musim 2019/2020 lalu.Pada musim dimana Madrid kembali ditangani pelatih Zinedine Zidane untuk masa bakti uang kedua kalinya itu,Bale tercatat hanya bermain 20 kali pada semua ajang yang diikuti Madrid.

Paruh kedua kompetisi adalah masa dimana Bale mulai kehilangan kepercayaan dari Zidane.Selain faktor penampilan yang kurang optimal,faktor banyaknya alternatif Zidane di lini depan juga menjadi penyebab Bale tak begitu dilirik pada masa itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline