Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Gianluigi Donnarumma dalam Sebuah Catatan ala Roller Coaster

Diperbarui: 27 Maret 2022   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiper timnas Italia Gianluigi Donnarumma.Foto:Matteo Bazz/EPA-EFE/republika.co.id

Dunia masih berputar seperti biasanya.Berputar perlahan pada sumbunya dalam durasi waktu 24 jam.Tapi bagi Gianluigi Donnarumma,dunia itu bagaikan putaran sebuah roller coaster.Tiba-tiba naik ke puncak tertinggi,dan dalam waktu singkat turun begitu cepat ke titik terendah.

Masih belum hilang dari ingatan tentunya,ketika delapan bulan lalu,Gianluigi Donnarumma mencetak sejarah dengan membawa Italia sebagai juara Euro 2020.Ya,hari itu tanggal 11 Juli 2021 di stadion Wembley,Donnarumma sukses menjadi pahlawan kemenangan Italia atas tuan rumah Inggris lewat aksi gemilangnya di babak adu pinalti.

Dengan gagah perkasa,Donnarumma menepis dua kali tendangan pinalti.Masing-masing oleh Jodan Sancho dan Bukayo Saka.Dan ditambah kegagalan Marcus Rashford sebelumnya yang tendangannya terkena tiang gawang,maka Italia memastikan kemenangan dengan skor 3-2.

Donnarumma  adalah pahlawan.Donnarumma dielu-elukan.Dan kiper Italia inipun dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen ini.Sebuah pencapaian istimewa untuk seorang Donnarumma.

Namun hidup itu sesuatu yang dinamis.Tidak berhenti di suatu tempat.Tapi selalu bergerak layaknya putaran roda.Bergerak naik dan turun secara bergantian mengikuti alur perjalanan nasib.

Begitu jugalah halnya dengan catatan perjalanan Gianluigi Donnarumma.Setelah sempat bergerak naik menembus awang-awang.Tiba-tiba kini alurnya mulai berubah arah dan bergerak turun.

Tapi sayang,gerakan penurunannya bukanlah gerakan perlahan seperti halnya putaran roda kereta kuda.Gerakannya terlalu kencang laksana kereta roller coaster.Dan Donnarumma pun seolah dihempaskan dengan keras.

Tak sampai setahun lamanya.Hanya berjarak delapan bulan saja,Donnarumma harus menerima takdir yang tentu saja tak diiinginkannya.Takdir yang membawanya ke titik terendah.Takdir yang mencoreng reputasi dan catatan apiknya selama ini.

Catatan tiga kekalahan beruntun selama bulan Maret tahun ini sudah cukup untuk mencap Donnarumma sebagai kiper yang gagal.Tiga kekalahan yang dua diantaranya berakibat fatal.Yang membuat Donnarumma tak bisa tidur dan menyesali diri.

Petaka dimulai pada tanggal 9 Maret lalu.Donnarumma hari itu sedang melawat ke Santiago Bernabeu,kandang Real Madrid dan bertugas dibawah mistar gawang Paris Saint Germain (PSG) pada leg kedua perempat final Liga Champions 2021/2022.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline