"Tidak ada batasan untuk sesuatu yang kita sebagai wanita bisa mencapainya" (Michelle Obama, mantan ibu negara Amerika Serikat)
Fenomena wanita bekerja, khususnya pada angkatan muda bukanlah hal yang aneh saat ini. Di berbagai sektor, baik formal maupun informal, akan kita temui banyak pekerja wanita pada pelbagai profesi dan level pekerjaan. Situasi yang seperti ini merupakan berita positif bagi dunia para wanita saat ini.
Meskipun demikian,dalam prakteknya di lapangan masih ditemui sejumlah kendala yang kurang mendukung para pekerja wanita itu. Masih terdapat sejumlah hambatan yang membuat mereka bisa berkembang lebih baik lagi.
Seperti dengan pemberian gaji yang lebih rendah, pembatasan ruang gerak dan peran yang bisa dijalankan, serta stereotip yang menempatkan wanita satu langkah di belakang laki-laki. Intinya, masih banyak ditemui diskriminasi terhadap para pekerja perempuan.
Kondisi ini tentu saja merupakan sebuah kerugian baik bagi para pekerja wanita itu sendiri maupun dunia kerja pada umumnya. Mereka terhalang untuk lebih maju dan memberi kontribusi lebih banyak.
Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Salah satunya adalah karena hal yang dalam psikologi diistilahkan dengan " bias ". Suatu penyimpangan cara berpikir yang cenderung mengalami kesalahan.
Dalam hal ini terdapat kecendrungan yang mengabaikan keberadaan dan potensi para pekerja wanita. Mereka seolah dikerdilkan dan dianggap kurang penting. Sehingga apresiasi bagi mereka pun amat rendah.
Padahal sebenarnya mereka punya sumber daya dan kemampuan yang besar dan tak kalah dengan pekerja laki-laki. Atau bahkan bisa jadi melampaui apa yang dilakukan pekerja laki-laki.
Situasi ini menjadi keprihatinan bagi para aktivis dan pegiat hak-hak perempuan dunia. Salah satunya seperti yang terungkap dari pernyataan Michele Obama, mantan ibu negara Amerika Serikat.
"Tidak ada batasan untuk sesuatu yang kita sebagai wanita bisa mencapainya."