Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Pengalaman Menyaksikan Aksi Pencopetan di Yogyakarta

Diperbarui: 16 Juni 2021   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi peringatan aksi pencopetan.Foto dari ntmcpolri.info

Salah satu alasan banyak orang enggan naik kendaraan umum adalah tindak kejahatan di kendaraan umum itu.Yang paling sering adalah pencopetan ataupun perampokan.

Sebagai pengguna bis kota di kota Yogyakarta (sebelum beroperasinya Trans Jogja),menyaksikan aksi pencopetan sudah menjadi pemandangan biasa dahulunya bagi penulis.Saking seringnya bertemu mereka penulis jadi hafal wajah-wajah mereka.

Penampilannya parlente bak orang kantoran.Berkemeja lengan panjang,celana pantalon,dan bersepatu.Terlihat rapi dan gagah.Tak ada tampang orang jahat.Tapi sayang semua itu menipu.

Jalur 2.4,7,12 dan 15 merupakan rute favorit para pencopet itu dulu.Biasanya mereka beraksi secara berkelompok,mulai dari empat sampai enam orang.Ada juga dalam beberapa kejadian mereka berkomplot dengan awak bis.

Penulis pernah sekali hampir menjadi korban.Kala itu penulis naik bis kota jalur 15 dari Gamping menuju Terminal Giwangan.Bis dalam kondisi ramai.Seorang pencopet mencoba mengambil hp di saku celana.Tapi syukurlah penulis cepat menyadarinya dan si copet segera pergi mencari mangsa lain.

Berdasarkan pengalaman penulis ada beberapa kebiasaan yang mereka lakukan kala beraksi.

1.Beberapa orang berdiri  di dekat pintu

Biasanya dua orang berdiri di dekat pintu untuk memperlambat langkah penumpang ketika hendak masuk atau turun bis kota sehingga memudahkan mereka ketika merogoh tas,dompet atau saku penumpang.

2.Menjatuhkan sesuatu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline